Vietnam menjadi destinasi populer selama periode libur Hari Reunifikasi dan Hari Buruh, di mana Ho Chi Minh City (HCMC) salah satu yang cukup banyak dikunjungi turis asing.
Namun, keluhan berdatangan dari turis asing mengenai cuaca di Ho Chi Minh City. Banyak wisatawan yang menyebut kota itu terlalu panas dan seakan bikin ‘meleleh’ saat berada di bawah panas yang menyengat.
Menurut informasi dari Pusat Hidrometeorologi Regional Selatan Vietnam, suhu di Ho Chi Minh City selama periode liburan berkisar antara 37 hingga 39 derajat Celcius, dengan cuaca terik mempengaruhi pengalaman perjalanan luar ruangan. Gelombang panas tengah menerpa.
Seorang turis Spanyol, Yania, mengatakan dia tiba di kota itu pada tanggal 28 April lalu dan perasaan pertamanya setelah mendarat di Bandara Tan Son Nhat adalah cuacanya sangat panas sehingga dia merasa seakan bisa ‘meleleh’.
Saat itu, suhu yang dilaporkan di ponselnya sekitar 37-38 derajat Celcius, namun suhu luar ruangan sebenarnya lebih dari 40 derajat Celcius. “HCMC terlalu panas,” kata Yania, seperti dikutip VN Express International, Kamis (2/5).
Selama di Ho Chi Minh City, Yania mengaku lebih banyak berjalan-jalan di dalam kota karena letak pusat tempat wisata yang berdekatan. Cuaca panas membuatnya lelah, sehingga dia membatasi keluar penginapan saat tengah hari.
Ketika berkunjung ke negara-negara yang sedang dilanda gelombang panas, kamu akan menemukan pemandangan turis-turis yang membawa kipas angin mini genggam, botol minum, hingga mengenakan topi.
Beberapa turis asing di Ho Chi Minh City mengaku menghindari cuaca panas dengan hanya keluar sebelum jam 10 pagi dan setelah jam 5 sore. “Cuacanya sangat panas,” kata Grant Wilson, 61, seorang turis Australia yang juga mengunjungi kota itu selama liburan.
Setelah jam 5 sore, dia mulai keluar rumah lagi karena pada malam hari cuacanya kurang intens dan sering berangin. Di malam hari, Wilson memilih menghabiskan waktu menikmati kota dengan meminum bir. Wilson mengetahui soal suhu panas di HCMC dan menyebutnya sebagai cuaca yang tidak biasa dan gila.
Editor: PARNA
Sumber: cnnindonesia.com
