Foto: Middle East Monitor

Kondisi Timur Tengah semakin panas. Hal itu terjadi karena Iran melancarkan serangan udara ke Israel sebagai balasan karena konsulatnya di Damaskus, Suriah sebelumnya diserang.

Perekonomian Iran pun menarik untuk dikulik. Sebagai sebuah negara, Iran mengandalkan perekonomiannya dari minyak.

Dikutip dari laporan World Bank yang diperbaharui pada 20 Oktober 2022, perekonomian Iran ditopang oleh sektor hidrokarbon, pertanian, jasa, serta kehadiran negara di bidang manufaktur dan jasa keuangan.

“Iran menempati peringkat kedua di dunia dalam hal cadangan gas alam dan keempat dalam hal cadangan minyak mentah terbukti,” bunyi laporan tersebut dikutip Minggu (14/4/2024).

Meskipun relatif terdiversifikasi bagi negara pengekspor minyak, aktivitas perekonomian dan pendapatan pemerintah masih bergantung pada pendapatan minyak. Oleh karena itu, bersifat fluktuatif.

Dalam laporan tersebut dijelaskan, rencana pembangunan lima tahun yang baru sedang dipersiapkan. Rencana sebelumnya untuk tahun 2016/17 hingga 2021/22 terdiri dari tiga pilar yakni pengembangan perekonomian yang berketahanan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan peningkatan keunggulan budaya.

Prioritasnya antara lain adalah reformasi badan usaha milik negara dan sektor keuangan dan perbankan, serta alokasi dan pengelolaan pendapatan minyak. Rencana tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8%.

Di sisi lain, Iran mengalokasikan anggaran cukup besar untuk militer. Masih dalam laporan World Bank, anggaran militer Iran tahun 2022 sebesar 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Secara nominal, anggaran militer Iran tahun 2022 sebesar US$ 6,84 miliar atau setara Rp 110,12 triliun (kurs Rp 16.100).

Masih mengacu data tersebut, anggaran militer tersebut sebesar 17,3% dari belanja pemerintah Iran secara umum. Disebutkan pula, total angkatan bersenjata Iran pada tahun 2020 sebanyak 650.000.

Editor: PARNA
Sumber: detik.com