Ilustrasi. Gelombang panas kembali melanda sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Di Filipina, suhu mencapai 42 derajat celsius. (AFP/WANG ZHAO)

Gelombang panas kembali melanda sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Seorang balita di Malaysia bahkan meninggal akibat cuaca panas ekstrim.

Kemudian, di Vietnam, suhu panas tinggi yang tidak normal terjadi di wilayah selatan sehingga menyebabkan sawah kering. Pemerintah Vietnam mengumumkan keadaan darurat.

Di Filipina, ratusan sekolah diliburkan setelah suhu harian melonjak melewati 107 derajat Fahrenheit atau 42 derajat celsius.

Dilansir CNN, Kamis (11/4), Asia Tenggara memang salah satu kawasan paling rentan terhadap perubahan iklim. Para ilmuwan bahkan mengingatkan kondisi panas ekstrem ini tidak akan berlalu dalam waktu dekat.

Ahli Iklim Maximiliano Herrera mengatakan Asia Tenggara mengalami kenaikan suhu hingga di level yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut Harrera, Thailand merupakan negara yang paling terdampak. Perkiraan cuaca panas di sana sangat buruk dan memecahkan rekor.

“Suhu di seluruh wilayah (Thailand) telah memecahkan rekor tanpa henti selama 13 bulan. Kami mengira suhu tahun lalu tidak tertahankan, tetapi yang kami lihat tahun ini ternyata lebih buruk lagi. Suhu di Bangkok tidak akan turun di bawah 30 derajat celsius, bahkan pada malam hari selama sisa April,” kata Herrera.

“Tren ini tidak bisa dihindari. Wilayah ini harus bersiap menghadapi panas yang mengerikan selama sisa April dan sebagian besar di Mei,” imbuhnya.

Pada 3 April, saat Thailand memasuki musim kemarau tahunan, suhu di Bangkok mencapai 109 derajat Fahrenheit atau 42,7 derajat celsius.

Di wilayah sekitar Vietnam, gelombang panas menyebabkan kekeringan parah di wilayah selatan akibat suhu mencapai hampir 104 derajat Fahrenheit atau 40 derajat celsius yang membuat sektor pertanian terpuruk.

Vietnam adalah salah satu eksportir beras terbesar di dunia dan curah hujan yang rendah menimbulkan masalah bagi para petani di wilayah delta Mekong.

Sebelumnya, rekor gelombang panas pada 2023 menyebabkan pemadaman listrik parah di beberapa kota. Tahun ini, ahli meteorologi Vietnam menilai musim kemarau panjang yang luar biasa ini sebagai El Nino. (*)

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia