Militer Israel menarik pasukannya dari Khan Younis, Gaza selatan, pada Minggu (7/4). Ilustrasi. (AFP/MAHMUD HAMS).

Militer Israel menarik pasukannya dari Khan Younis, Gaza selatan, pada Minggu (7/4). Penarikan tersebut terjadi setelah enam bulan pecahnya perang dengan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan divisi ke-98 telah “menyelesaikan misinya” di Khan Younis. Divisi tersebut meninggalkan Jalur Gaza untuk “memulihkan diri dan dan mempersiapkan operasi di masa depan,

“Pasukan besar yang dipimpin oleh divisi 162 dan brigade Nahal terus beroperasi di Jalur Gaza,” kata IDF, dikutip CNN.

Ketika ditanya tentang alasan penarikan tersebut, IDF menolak berkomentar. Tindakan ini lantas menimbulkan pertanyaan mengenai rencana Israel yang banyak digembar-gemborkan untuk menyerang Rafah.

Koridor ini memotong salah satu dari dua jalan utama utara-selatan Gaza, Jalan Salaheddin, untuk menciptakan persimpangan pusat yang strategis.

Penarikan pasukan dari Khan Younis disebut dapat berdampak pada perundingan gencatan senjata yang dijadwalkan diselenggarakan di Kairo pekan depan. Perundingan itu akan dihadiri oleh delegasi Israel dan Hamas.

Sementara itu, Gedung Putih mengatakan penarikan pasukan tersebut dilakukan agar pasukan dapat “beristirahat dan memulihkan diri dan bukan sinyal akan dilakukannya operasi di masa depan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan bahwa sulit untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi.

“Sulit untuk mengetahui secara pasti apa yang dapat kita ketahui saat ini. Kabarnya mereka (pasukan Israel) mulai lelah,” katanya.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia.com