Foto: Getty Images/chanakon laorob

Salah satu cara mengurangi risiko penyakit kanker dan diabetes adalah mengubah pola hidup, termasuk pola makan. Ahli kesehatan mengungkap 4 makanan yang bisa membantunya.
Pola hidup yang baik, termasuk menjaga pola makan sehat sangat penting diterapkan.

Meskipun sebagian orang mungkin hanya memusatkan perhatian pada banyak jumlah asupan kalori, tetapi menentukan jenis makanan yang dikonsumsi juga penting.

Seorang ahli kesehatan memperingatkan, kebanyakan makanan yang umum dikonsumsi sebenarnya bisa membuat seseorang berisiko terkena penyakit. Misalnya, makanan tinggi lemak, gula, dan karbohidrat.

Makanan-makanan seperti kue, roti tawar, atau gorengan memang terasa sangat nikmat. Namun, makanan ini bisa menyebabkan peradangan tubuh.

Peradangan bisa berbahaya dan sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan serius, seperti diabetes tipe 2, penyakit Alzheimer, obesitas, radang sendi, bahkan kanker.

Berbicara kepada The Mirror, ahli gizi Dr Carrie Ruxton mengungkap, “Apa yang kita makan membuat perbedaan besar bagi kesehatan.”

Ia menjelaskan beberapa jenis makanan yang dapat memicu peradangan kronis. Makanan tersebut terdiri atas olahan biji-bijian olahan, makanan yang digoreng dengan banyak minyak, serta makanan dan minuman tinggi gula.

Mengonsumsi makanan seperti itu tidak hanya menyebabkan peradangan, tetapi juga memicu nyeri sendi dan masalah kesehatan lainnya.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan untuk mulai mengonsumsi makanan-makanan yang memiliki sifat anti-inflamasi.

Dr Ruxton menyarankan konsumsi 4 makanan ini, seperti yang dilansir dari express.co.uk (12/03).

1. Ikan berminyak yang kaya omega-3
Ikan berminyak seperti salmon merupakan makanan terbaik untuk mengatasi peradangan. Foto: iStock
Dr Ruxton menyebut ikan berminyak merupakan makanan anti-inflamasi (peradangan) paling baik karena kaya akan asam lemak omega-3.

Menurut laporannya, ada sebuah studi tentang nutrisi yang menemukan bahwa osteoartritis (penyakit inflamasi sendi) membaik setelah pasien diberi tambahan asupan omega 3. Para peneliti juga melihat pengurangan rasa sakit.

Ikan berminyak yang bisa dikonsumsi, mulai dari salmon, sarden, hingga makarel. Namun, jika kamu mengikuti pola makan vegetarian, bisa menggantinya dengan kacang merah, biji chia, biji rami yang juga mengandung omega-3 serupa.

2. Buah dan sayur-sayuran
Buah dan sayuran juga merupakan makanan esensial yang perlu dikonsumsi sehari-hari.

Dr Ruxton menjelaskan, sebuah penelitian menunjukkan jika makan lebih banyak buah dan sayuran mengurangi peradangan dalam darah, disebut protein C-reaktif.

Dengan menurunkan peradangan, buah dan sayuran ini juga menolong mengontrol gula darah, serta menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol.

Dr Ruxton juga mengungkap, peradangan merupakan inti perkembangan penyakit Alzheimer. Sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu di Jurnal Neurologi menunjukkan orang yang jarang konsumsi buah dan sayur berisiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer.

3. Makanan fermentasi

Kimchi hingga yogurth menjadi makanan fermentasi yang bisa dikonsumsi untuk mengurangi risiko penyakit kronis. Foto: iStockphoto/Getty Images/Zania Studio
Makanan fermentasi juga baik untuk mengurangi risiko penyakit kronis ini. Makanan fermentasi diketahui dapat meningkatkan kesehatan usus.

“Ketidakseimbangan mikrobiota usus berhubungan dengan peradangan,” ujar Dr Ruxton.

Makanan fermentasi disebut dapat meningkatkan spesies bakteri ‘baik’ di usus dan membantu mengurangi peradangan. IIni dapat membantu mengatasi kondisi usus tertentu, seperti sindrom iritasi usus.

Kamu bisa menikmati makanan fermentasi, seperti yogurt, kimchi, hingga acar atau sayur asin.

4. Kacang-kacangan
Menurut Dr Ruxton, kacang-kacangan juga dapat mengurangi peradangan sebagai akibat dari menurunkan penanda peradangan dalam darah. Hal ini dapat mengurangi peradangan pada orang obesitas atau penderita diabetes.

“Protein dari kedelai secara khusus telah terbukti meringankan gejala osteoartritis,” jelasnya.

Selain kacang kedelai, kamu bisa mengonsumsi kacang almond dan edamame. Namun, konsumsinya juga perlu dibatasi. Tidak boleh terlalu banyak karena sebagian kacang mengandung kalori tinggi.

Editor: PARNA

Sumber: detik.com