Dokumen rahasia Amerika Serikat yang bocor mengungkap tentara bayaran Rusia, Wagner Group, ternyata ingin membeli senjata dari salah satu negara anggota NATO, yaitu Turki.
Berdasarkan dokumen itu, personel Wagner sudah bertemu “kontak-kontak Turki” pada awal Februari lalu dengan maksud “untuk membeli senjata dan peralatan dari Turki” yang bakal dipakai untuk menggempur Ukraina.
Tak hanya itu, dokumen yang dirujuk CNN tersebut juga mengungkap kemungkinan Wagner ingin menggunakan senjata dari Turki untuk peperangan di negara lain, seperti Mali.
Meski demikian, dokumen itu tak mengungkap “kontak-kontak” yang dimaksud. Dokumen itu juga tak mengindikasikan pemerintah Turki mengetahui soal pertemuan itu atau tidak.
Selain itu, dokumen tersebut juga tak membeberkan kelanjutan dari pertemuan itu. Tak ada pula bukti kontak di Turki itu mengirimkan senjata ke Wagner.
Bagaimana pun, dokumen ini dianggap tetap bakal memicu kekhawatiran NATO. Relasi Turki dan NATO pun disebut-sebut bisa terganggu akibat dokumen AS yang bocor ini.
Sebagai anggota NATO, Turki dianggap sebagai rekan Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya yang memberikan dukungan militer untuk Ukraina. Turki pun sudah secara terang-terangan menentang invasi Rusia.
Lebih jauh, di Turki juga berdiri pangkalan militer AS yang besar, di mana Negeri Paman Sam menyimpan senjata nuklir. Pangkalan itu pun dianggap sebagai simbol peringatan terhadap Rusia agar tak menyerang anggota NATO.
CNN belum dapat mengonfirmasi keabsahan dokumen yang bocor itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri hanya menyatakan, “Kementerian Pertahanan dan komunitas intelijen sedang mengkaji dan memeriksa keabsahan [dokumen-dokumen itu].”
Dokumen ini hanya satu dari puluhan fail rahasia AS yang bocor beberapa waktu belakangan. Kebocoran itu menggemparkan intelijen AS.
Insiden ini merebak sejak bulan lalu, ketika puluhan dokumen berlabel “Rahasia” dan “Sangat Rahasia” beredar di sejumlah situs, dimulai dari Discord dan 4Chan.
Namun, dokumen-dokumen ini baru menjadi sorotan setelah The New York Times memberitakan mengenai kebocoran itu dalam pemberitaan pada pekan lalu.
The Washington Post kemudian mempublikasikan sejumlah dokumen bocor yang mereka dapatkan.
Sebagaimana dilansir RT, satu sumber pemerintahan AS mengatakan kebocoran dokumen ini menimbulkan “tingkat kepanikan yang tinggi” di Pentagon.
Editor: PARNA
Sumber: cnnindonesia.com