Para peneliti asal China mengklaim telah menemukan virus yang diberi nama Neoromicia Capensis atau dikenal Neocov.
Virus itu diketahui bukan varian virus Covid-19 melainkan kerabat dekat MERS. Virus ini telah mengakibatkan kematian terhadap 858 orang.
Studi yang dipublikasikan di Biorxiv menemukan bahwa Neocov merupakan kerabat dekat dari virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang merebak di Arab Saudi pada 2012.
Namun demikian, para ahli belum bisa menjelaskan lebih rinci bahwa Neocov bisa menyerang organ seperti paru-paru atau fungsi pernapasan. Saat ini masih diteliti juga seberapa mematikan atau tidak virus Neocov.
Studi yang dilakukan peneliti China tersebut menunjukkan bahwa potensi ancaman Neocov dapat menginfeksi manusia. Namun hingga kini, belum ada bukti terkait penularan dan tingkat fatalitas virus tersebut kepada manusia.
Terlebih, tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan Neocov untuk menginfeksi tubuh manusia cukup rendah.
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah mendeteksi keberadaan MERSdi sejumlah negara di beberapa kawasan seperti Timur Tengah, Afrika, hingga Asia Selatan.
“Apabila digabungkan terdapat 27 negara yang melaporkan kasus MERS sejak 2012. Virus ini mengakibatkan kematian terhadap 858 orang karena infeksi virus dan beberapa komplikasi yang terjadi,” kata WHO seperti dikutip The Independent.
Ahli genome virus menduga bahwa MERS berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke unta pada masa lalu.
WHO melaporkan sebanyak 35 persen pasien yang terinfeksi MERS telah meninggal dunia, meskipun data itu masih diragukan karena sejumlah kasus ringan mungkin terlewatkan oleh sistem pengawasan kesehatan yang ada.
Ahli di University of Warwick Lawrence Young mengatakan pihaknya masih terus mempelajari terkait potensi virus tersebut untuk menginfeksi manusia dan tingkat keparahannya.
Sebelumnya, komunitas peneliti pernah menemukan Neocov pada sebuah studi yang dilakukan di wilayah utara dan tenggara Afrika Selatan pada 2017 silam.
Namun Neocov saat itu menjangkit mamalia dengan genus Neorimicia.
Tidak hanya di Afrika Selatan, peneliti tersebut juga menemukan Neocov di beberapa negara di Afrika salah satunya adalah Uganda.