Presiden Joko Widodo menyatakan investor dari Inggris berencana berinvestasi sebesar USD$29 miliar di Indonesia. Jokowi menyambut baik hal tersebut.
Dia mengungkapkan itu saat bertemu dengan para CEO di Inggris, Senin (1/11) usai menghadiri KTT G20 di Roma, Italia.
“Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi bapak ibu sekalian ke Indonesia sebesar USD9,29 miliar. Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi anda,” kata Jokowi seperti dikutip dari situs presidenri.go.id.
Dalam pertemuan yang digelar di hotel tempat Jokowi menginap selama berada di Glasgow, pembahasan dengan CEO fokus pada investasi bidang ekonomi hijau.
Jokowi mengatakan beberapa hari lalu baru menandatangani peraturan presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.
“Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy,” ujarnya.
Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm, sehingga produk yang dihasilkan akan ramah lingkungan.
Di sektor energi, Indonesia membuka peluang Investasi untuk melakukan penghentian operasi pembangkit-pembangkit batubara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.
Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU Batubara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar USD25-30 miliar selama 8 tahun ke depan.
“Indonesia akan mengalihkan pembangkit batubara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” tutur Jokowi.
Jokowi pun menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, karena kekayaan mineral kita seperti nikel, tembaga dan bauksit/alumunium.
“Saat ini sudah ada USD$35 miliar investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik,” tutur Presiden.
Para CEO yang hadir dalam pertemuan sepakat menganggap Indonesia adalah tempat menarik untuk berinvestasi dan juga mendukung kekuatan Indonesia di G20.
“Indonesia telah menjadi destinasi yang sangat atraktif bagi (investasi asing) Foreign Direct Investment. Kita percaya Indonesia akan terus menarik investasi dari seluruh dunia,” ucap salah satu dari CEO.