JAKARTA – Telur kaya akan protein dan nutrisi yang baik untuk ibu hamil. Namun, telur olahan seperti telur asin dan telur 1000 tahun yang banyak muncul saat Imlek, tak boleh dikonsumsi ibu hamil.
Telur 1000 tahun yang berasal dari China ini merupakan telur yang sudah diawetkan. Telur ini berwarna hitam dan dikenal juga sebagai telur milenium. Telur ini dapat dibuat dari telur bebek, ayam, dan puyuh.
Telur dicampur dengan tanah liat, abu, garam, kapur, dan sekam padi selama beberapa bulan. Proses ini membuat kuning telur berubah warna menjadi hijau gelap. Rasa telur pun semakin kuat karena hidrogen sulfida dan amonia. Sedangkan putih telur berubah menjadi cokelat gelap yang transparan dengan rasa yang semakin asin.
Telur 1000 tahun alias telur pitan dan juga telur asin ini dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandung. Dua jenis telur olahan ini memiliki kandungan garam yang tinggi.
Dikutip dari Young Parents, ahli gizi Vanita Buthmanaban menjelaskan kandungan garam yang tinggi dapat menurunkan kandungan air di dalam tubuh. Garam dapat menyerap air dan membuat tubuh terus menerus mengeluarkan cairan melalui urine.
Alhasil, ibu hamil bisa mengalami dehidrasi akut sehingga memperburuk kandungan. Ibu hamil semestinya mendapatkan lebih banyak air dibandingkan orang dewasa normal. Rekomendasi dari WHO menyarankan orang dewasa memenuhi kandungan air dua liter per hari dan ibu hamil membutuh tiga liter air per hari.
Dehidrasi pada ibu hamil dapat menyebabkan badan panas, migrain, infeksi saluran kemih, dan kelahiran prematur.
Selain itu, telur pitan juga berisiko mengandung bakteri Salmonella karena seringkali disajikan mentah. Infeksi bakteri dapat berisiko tinggi pada kandungan. Dalam beberapa kasus yang jarang, infeksi bakteri pada ibu hamil dapat menyebabkan sepsis, lahir prematur, dan keguguran.
Bagi yang sedang hamil disarankan untuk menghindari mengonsumsi telur 1000 tahun, telur asin dan makanan dengan kandungan tinggi garam lainnya.
Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia