Sebentar lagi ganti tahun, nih, sudah menentukan resolusi untuk tahun 2020 guys? Atau kamu masih berjuang mewujudkan goal yang kamu tetapkan di awal tahun ini?

Salah satu resolusi yang paling populer di awal tahun adalah penurunan berat badan. Bagi sebagian orang, menurunkan berat badan bukanlah perkara mudah. Banyak cara rela ditempuh untuk mewujudkan tubuh yang lebih sehat dan bebas dari lemak tidak baik. Formulanya sebenarnya tidak terlalu rumit: Kontrol pola makan, berolahraga secara rutin, dan istirahat yang cukup. Hanya saja komitmen diri yang sering kali menjadi penghambat.

Untuk mengontrol pola makan, banyak pilihan metode diet yang bisa kamu pilih. Yang belakangan ini cukup populer adalah diet keto, yang terlihat menyenangkan karena tetap membolehkan konsumsi makanan tinggi lemak. Tapi banyak yang bertanya-tanya, apakah diet keto ini lebih cepat menurunkan berat badan? Apakah diet keto juga lebih baik dibandingkan low-fat diet? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, mari kita kenali dulu apa itu diet keto. Yuk!

Apa Itu Diet Keto?

keto diet groceries.jpg

 

Diet keto adalah pola diet yang dijalankan dengan mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang sangat rendah, namun membolehkan konsumsi lemak dalam jumlah yang tinggi. Jika low-carbs diet umumnya menyarankan konsumsi karbohidrat sebanyak 50-150 gram per hari, diet keto hanya membolehkan konsumsi karbohidrat <50 gram per hari.

Saat konsumsi karbohidrat berada pada tingkatan yang sangat rendah, tubuh akan mencapai titik ketosis di mana proses pembentukan energi dilakukan dengan membakar lemak yang ada di dalam tubuh. Keadaan inilah yang kemudian menyebabkan berat badan berkurang atau turun.

Efek Diet Keto

Diet keto sangat menarik bagi banyak orang karena menawarkan penurunan berat badan awal yang lebih cepat. Hal tersebut dimungkinkan karena diet keto menurunkan massa air di dalam tubuh. Rata-rata penurunan berat badan di 1-2 minggu pertama diet keto adalah sampai dengan 2 kilogram.

Namun demikian, survei menunjukkan bahwa penurunan berat badan tersebut hanyalah bersifat sementara saja. Sekitar 1-4 minggu setelahnya, umumnya berat badan kembali bertambah meskipun seseorang masih mempertahankan konsumsi karbohidrat pada tingkatan yang sangat rendah atau bahkan tidak sama sekali.

Diet Keto vs Low-Fat Diet

breakfast-1209260_1920.jpg

Semangkuk muesli di saat sarapan dapat memberikan energi yang cukup untuk beraktivitas sepanjang pagi. (sumber foto: pixabay.com)

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan keefektifan diet keto dibandingkan metode diet lainnya. Namun demikian, riset membuktikan bahwa tidak ada perbedaan fat loss dan pembakaran kalori (metabolic rate) yang signifikan antara diet keto (very low carbs, high fats) dan diet kebalikannya (low fat, high carbs). Jika total kalori dan protein dibuat sama, mengurangi makan dengan asupan rendah karbohidrat ataupun rendah lemak, hasilnya akan sama saja untuk berat badan.

The Verdict

Berbagai studi telah membuktikan dengan konsisten bahwa diet keto tidak lebih superior, dan tidak lebih inferior dibandingkan metode diet lainnya, termasuk low-fat diet. Ditambah lagi, hasil menjalankan diet dengan metode tertentu sangat bervariasi. Kondisi tubuh orang yang berbeda-beda menyebabkan hasil dan tingkat kecepatan mencapai target menjadi berbeda-beda pula.

Kesimpulannya nih guys, apa pun metode diet yang kamu pilih, sama saja. Yang terpenting adalah kamu pilih metode yang nyaman dan aman bagi tubuhmu, serta yang tidak memberatkan bagi kamu untuk terus konsisten.

Semoga berhasil, ya, program penurunan berat badannya!

Editor: PARNA
Sumber: kumparan