Jakarta – Pada tahun 2016, seorang anak perempuan asal China berusia delapan tahun menderita cedera tulang belakang dan kelumpuhan setelah dipaksa melalukan push-up di kelas. Sekarang, tiga tahun kemudian, kondisinya masih belum membaik. Orang tua anak tersebut akhirnya memutuskan untuk menuntut sekolah.
Dikutip dari World of Buzz, saat kejadian, gadis kecil itu dipaksa melakukan push up sebagai hukuman karena ia salah membaca teks. Saat ia hampir selesai melakukan delapan push-up, teman-teman sekelasnya mengatakan bahwa itu tidak cukup. Lantas, ia melakukan dua push up lagi yang mengakibatkan rasa sakit di bagian bawah punggung. Ia kemudian tidak bisa bangun dan dilarikan ke rumah sakit setempat.
Gadis kecil itu didiagnosa menderita cedera saraf tulang belakang, mengakibatkan kelumpuhan pada tubuh bagian bawah. Namun, karena kendala keuangan, keluarga tidak mampu membayar perawatan gadis itu yang memperburuk kondisinya. Dia menderita skoliosis, deformasi tulang rusuk, dan penyusutan kaki yang parah.
Sejak cedera, biaya perawatan gadis itu telah mencapai lebih dari 200.000 yuan, tetapi sekolah dan departemen pemerintah hanya menawarkan bantuan sekitar 60.000 yuan. Hal ini membuat keluarga merasa sekolah tidak bertanggung jawab.
Keluarga kemudian memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini di pengadilan. Sementara kasus ini berlanjut, sekolah menanggapi bahwa mereka akan bekerja sama dengan penyelidikan pengadilan dan akan menghormati keputusan apa pun yang diambil pengadilan.
Sekolah seharusnya tidak memaksa gadis kecil itu melakukan push-up, terutama karena dia mungkin tidak tahu bagaimana cara melakukannya dengan benar. Ingat, selalu ada cara yang lebih baik untuk mengkoreksi anak.
Editor: PAR
Sumber: detikhealth