Jakarta – Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia beberapa hari terakhir berisiko mengakibatkan heat stroke. Sama tapi berbeda, heat stroke memiliki sejumlah perbedaan dengan stroke.
Stroke dan heat stroke merupakan kondisi kerusakan otak yang terjadi akibat gangguan suplai darah. Dua kondisi ini sama-sama menyerang otak.
Beda stroke dan heat stroke terletak pada penyebab, proses terjadinya penyakit, dan efek yang dihasilkan. Stroke dipicu faktor risiko seperti hipertensi serta penyakit jantung dan pembuluh darah. Sedangkan heat stroke dipicu suhu panas.
“Penyebab stroke adalah suplai darah melalui pembuluh darah yang berkurang atau pecahnya pembuluh darah di otak,” ujar Sesditjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto di Jakarta, Jumat (25/10). Sedangkan heat stroke disebabkan oleh kekeringan pada otak.
Heat stroke, kata Achmad, terjadi karena suhu panas yang membuat tubuh mengalami dehidrasi berkepanjangan. Dehidrasi parah itu membuat tubuh kekurangan cairan, termasuk pula kekeringan pada otak.
Heat stroke umumnya diawali dengan kelelahan, fokus, konsentrasi terganggu, dan kesadaran yang mulai hilang. Saat otak benar-benar mengering dan suplai darah tak mencukupi, gejala stroke mulai muncul. Gejala heat stroke hampir sama dengan stroke seperti kejang-kejang.
Efek yang ditimbulkan stroke dan heat stroke juga berbeda. Stroke umumnya memengaruhi bagian tubuh tertentu, seperti ketidakmampuan bergerak pada bagian tubuh sebelah kiri, mulut miring, atau tidak bisa bicara. Sedangkan heat stroke menyerang seluruh bagian otak dan efeknya ke seluruh tubuh.
“Stroke lebih lokal, misalnya organ kiri. Kalau heat stroke karena panas itu dehidrasi total. Enggak ada [otak atau bagian tubuh] yang kering sebelah,” tutur Achmad.
Heat stroke dapat dicegah dengan mengonsumsi banyak air saat suhu udara sedang panas. Dalam sehari, orang dewasa harus mengonsumsi dua liter air.
Sedangkan stroke dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko dan menerapkan gaya hidup sehat, seperti menghindari rokok, berolahraga, serta menghindari gula, garam, dan lemak.
Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia