Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyatakan aparat yang disiagakan itu merupakan gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Ada 16 ribu personel ya,” kata Argo saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Sabtu (28/9).
Aparat kepolisian, sambungnya, akan mengawal aksi ini hingga selesai. Ia juga meminta agar massa yang melakukan aksi dan demonstrasi bisa tertib dan tidak melakukan kegiatan anarkis yang dapat mengganggu aktivitas warga.
Sementara itu, terkait rencana rekayasa pengalihan arus akibat aksi massa itu hingga saat ini belum dilakukan.
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP M Nasir mengatakan rencana rekayasa lalu lintas (lalin) sifatnya situasional mengikuti dinamika yang terjadi lapangan.
Kata dia, jika memang diperlukan, rekayasa lalin akan dilakukan. Namun, saat ini, ia menilai belum diperlukan.
Menurutnya, belum ada jalan yang ditutup akibat aksi ini. Kendati demikian, pihaknya telah menerjunkan 342 Polisi Lalu Lintas yang turun ke jalan demi mengatur arus lalin.
“Saat ini, hanya dilaksanakan penjagaan dan pengaturan oleh Polantas,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, ratusan massa aksi berdatangan di sekitar Bundaran Hotel Indonesia dan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat sejak Sabtu (28/9) sejak pagi tadi.
Imbasnya, Jalan Medan Merdeka Utara depan Istana Kepresidenan ditutup. Begitupun dengan Jalan Medan Merdeka Barat di depan Patung Arjuna Wiwaha sudah ditutup dan dijaga ketat aparat.
Praktis, akses depan Istana Kepresidenan tidak dapat dilalui sehingga kendaraan bermotor dialihkan ke jalan lain.
“Enggak bisa lewat sini, cari lewat jalan lain,” tutur salah seorang petugas di lokasi.
Sebagai informasi, aksi massa ini diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Front Pembela Islam (FPI) dan ormas-ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI.
Sumber: CNN Indonesia