Wakil Sekjen PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), dr BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA, mengatakan bahwa lemak yang ada di dalam darah lebih berbahaya dibanding lemak di bawah kulit. Celakanya lagi, lemak di darah cuma bisa dilihat dengan pemeriksaan.
“Iya betul. Karena lemak yang ada di dalam darah bisa numpuk dan memicu peradangan yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah di seluruh tubuh sebenarnya,” katanya, ditemui di ICE BSD, Tangerang Selatan, baru-baru ini.
Menurut dr Ario, lemak di darah bisa memicu serangan jantung. “Proses serangan jantung itu hanya satu manifestasi penyumbatan pembuluh darah yang di jantung,” jelasnya.
Lalu apa bedanya dengan lemak di kulit? Menurut dr Ario, lemak di darah berasal dari makanan yang dikonsumsi. Sedangkan lemak di kulit adalah penumpukan cadangan energi yang tidak terbakar.
“Kalau lemak yang ada di bawah kulit itu adalah jaringan lemak adiposa yang menumpuk,” tandasnya.
Mau bakar lemak dengan bersepeda? Daftarkan diri kamu dalam Jakarta Heart Bike 2019 lewat tautan berikut.
(up/up)
Sumber: detikhealt