Ilustrasi perempuan(freepik.com)
Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember di Indonesia. Hari Ibu dirayakan bukan hanya untuk menghormati sosok dan peran ibu bagi anak-anaknya, tapi juga untuk menghargai perempuan secara umum.
Momen Hari Ibu juga perlu menjadi pengingat bagi semua pemangku kepentingan agar lebih memperhatikan dan mengakui kemampuan para perempuan Indonesia di berbagai sektor kehidupan.
Hari Ibu ke-96 jatuh pada hari ini, Minggu (22/12/2024). Seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari Ibu tahun ini juga memiliki tema dan logo yang memiliki makna filosofi. Apa Tema Hari Ibu 2024? Merujuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), Hari Ibu 2024 mengusung tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045”.
Tema ini bermakna tentang pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan masa depan bangsa. Perempuan diharapkan mendapatkan akses yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik untuk membangun Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global.
Apa makna tema Hari Ibu 2024?
Tema yang diusung dalam peringatan Hari Ibu 2024 juga memiliki beberapa makna, yakni:
Komunikasi memiliki peran krusial dalam setiap interaksi, terutama dalam mendorong solidaritas dan dukungan antar perempuan. Menghargai peran aktif, perjuangan, dan kontribusi perempuan dalam memajukan lingkungan sekitar demi kemajuan bangsa. Menginspirasi serta meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap pentingnya pemberdayaan perempuan.
Peringatan Hari Ibu dengan tema ini diharapkan dapat menginspirasi semua pihak untuk terus mendukung perempuan dan menyadari pentingnya peran perempuan dalam mencapai kemajuan Indonesia. Catatan penting PHI ke-96 tahun 2024 Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-96 Tahun 2024 mempunyai catatan penting, yaitu:
Hari Ibu di Indonesia memiliki makna yang berbeda dibandingkan dengan negara lain, karena hari ini menjadi simbol gerakan perempuan Indonesia yang berperan aktif dalam memajukan bangsa.
Untuk mewujudkan pembangunan yang setara dan adil gender, PHI ke-96 Tahun 2024 bertujuan menyoroti kontribusi penting perempuan Indonesia di berbagai aspek pembangunan, dalam upaya memajukan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Fakta menunjukkan bahwa perempuan menjadi kunci keberhasilan pembangunan saat ini dan di masa depan.
Oleh karena itu, Hari Ibu ke-96 Tahun 2024 diharapkan dapat menginspirasi perempuan untuk terus mencintai diri, mengembangkan kreativitas, dan berjuang membangun Indonesia yang lebih adil dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.
PHI ke-96 Tahun 2024 memperkenalkan Ruang Bersama Indonesia (RBI), sebuah ruang yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak-anak. RBI mendorong interaksi, solidaritas, dan dukungan sosial, serta berfungsi sebagai tempat edukasi, pelatihan, dan penyebaran informasi mengenai isu perempuan dan anak, termasuk ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan pencegahan kekerasan.
Maksud dan tujuan PHI ke-96
Maksud Panduan Peringatan Hari Ibu ke-96 disusun sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dan organisasi masyarakat, baik di tingkat pusat maupun daerah, serta perwakilan Indonesia di luar negeri, dalam menyelenggarakan Peringatan Hari Ibu ke-96 Tahun 2024, sesuai dengan tugas, fungsi, dan kesiapan masing-masing institusi.
Tujuan Panduan ini bertujuan untuk menyelaraskan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemerintah dan lembaga masyarakat, baik di pusat maupun daerah, serta perwakilan Indonesia di luar negeri, dengan tema dan subtema Hari Ibu ke-96.
Apa makna Logo Hari Ibu 2024? Logo Hari Ibu 2024 terdiri dari angka 96 berwarna merah, setangkai bunga melati, serta tulisan “Merdeka Melaksanakan Dharma.”
Setangkai Bunga Melati-Kuntum: Melambangkan kasih sayang kodrati antara ibu dan anak, kekuatan, serta pengorbanan perempuan dalam pembangunan bangsa.
Angka 96: Menandai 96 tahun perjuangan perempuan Indonesia sejak Kongres Perempuan pertama pada 1928. Merah Putih Berkibar:
Simbol perjuangan dan semangat pantang menyerah perempuan Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan memajukan bangsa.
Sejarah Hari Ibu Hari Ibu yang dirayakan setiap tanggal 22 Desember tidak lepas dari Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22 hingga 25 Desember 1928.
Kongres tersebut digelar di gedung Dalem Joyodipuran milik Raden Tumenggung Joyodipero, Yogyakarta, dan dihadiri oleh 30 organisasi perempuan yang ada di Indonesia.
Menurut Winingsari Trimurtini dalam jurnal Perkembangan Kongres Perempuan Indonesia Pertama Tahun 1928 di Yogyakarta (2015), kongres tersebut digelar untuk mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan perempuan Indonesia.
Bambang Suwondo dalam buku Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta (1977), dari kongres tersebut lahir Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) dan studiefonds yang memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak perempuan.
Sementara menurut Suratmin, dkk, dalam buku Biografi Tokoh Kongres Perempuan Indonesia Pertama (1991), kongres tersebut mengandung mutiara-mutiara yang sangat berharga berupa semangat berjuang dan berkorban demi bangsa dan negara, sepi dari segala pamrih yang menguntungkan kepentingan pribadi atau golongan, tetapi semata-mata untuk kejayaan Indonesia.
Kongres itu dinilai menjadi titik kebangkitan para perempuan Indonesia sehingga hari pertama kongres tersebut digelar yaitu 22 Desember ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Ibu.
Editor: PARNA
Sumber: kompas.com