Sebuah studi yang terbit pada Februari 2024 menjelaskan 99 persen sampel protein hewani dan nabati dinyatakan positif mikroplastik. Setidaknya, ada 14 makanan yang mengandung banyak partikel tersebut.
World Economic Forum menjelaskan mikroplastik adalah potongan sampah plastik yang panjangnya kurang dari lima milimeter. Mikroplastik kini dilarang di banyak negara.
Tetapi United Nations Environment Programme (UNEP) menjelaskan 23 juta ton limbah plastik bocor ke sistem perairan dunia setiap hari. Karena kecil, tanpa disadari mikroplastik hingga di makanan dan kita konsumsi sehari-hari.
Berbagai studi memaparkan banyak sumber makanan yang kerap terkontaminasi mikroplastik. Dikutip dari CTV News, Jumat (20/12/2024) berikut daftarnya.
14 Makanan yang Banyak Mengandung Mikroplastik
- Daging sapi
- Daging ayam (dada ayam)
- Daging babi
- Seafood
- Tahu
- Nugget (daging sapi/ayam olahan)
- Apel
- Wortel
- Selada
- Air minum kemasan plastik
- Garam
- Gula
- Teh kantong celup
- Beras/nasi instan
Studi Tentang Paparan Mikroplastik di Makanan
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research menjelaskan berbagai protein terkontaminasi mikroplastik. Di dalamnya termasuk daging sapi, udang, nugget, dada ayam, hingga tahu. Protein yang paling sedikit terkontaminasi adalah dada ayam diikuti daging babi dan tahu.
Penelitian berbeda yang juga terbit di jurnal Environmental Science pada Agustus 2024 menemukan sekitar 52-233 ribu partikel plastik berukuran 10 mikrometer di buah dan sayuran. Apel dan wortel menjadi buah dan sayur yang paling terkontaminasi.
Keduanya mengandung lebih dari 100 ribu mikroplastik per gram. Sedangkan sayur yang paling sedikit terkontaminasi jatuh pada selada.
Plastik ini bisa datang dari mana saja, karena mikroplastik bisa terbawa melalui atmosfer dan jatuh bersama hujan. Ketika jatuh ke tanah, sistem akar menyerapnya.
Melalui akar zat kimia tersebut tersebar ke batang, daun, biji, hingga buah tanaman.
Tidak hanya daging, sayur, dan buah, studi juga menemukan mikroplastik di bahan makanan lainnya. Sebuah studi di tahun 2022-2023 menjelaskan gula dan garam yang dikemas dengan plastik menjadi jalur penting polutan mikro ini bisa masuk ke tubuh manusia.
Garam merah muda Himalaya kasar yang ditambang dari tanah memiliki jumlah mikroplastik yang lebih banyak. Diikuti garam hitam dan garam laut.
Selanjutnya mikroplastik juga ditemukan ada di kantong teh celup oleh peneliti di Universitas McGill, Quebec Kanada. Dijelaskan menyeduh satu kantong teh plastik bisa melepaskan sekitar 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar partikel nano plastik ke air.
Satu hal yang mengejutkan adalah beras ikut menjadi sumber kehadiran mikroplastik. Studi yang diterbitkan oleh peneliti dari University of Queensland Australia menjelaskan ada 3-4 miligram plastik di 100 gram beras.
Angkanya bisa melonjak hingga 13 miligram per sajian untuk beras/nasi instan. Meski begitu, kontaminasi mikroplastik ini bisa dikurangi hingga 40% dengan mencuci beras. Jadi pastikan cuci beras sebelum dikonsumsi ya, detikers!
Terakhir, mikroplastik hadir di air minum dalam kemasan. Satu liter air minum mengandung rata-rata 240 ribu partikel plastik. Bukan hanya mikro melainkan nano plastik.
Bahaya Mikroplastik Bagi Kesehatan Manusia
Menurut World Economic Forum, mikroplastik sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena bisa meningkatkan kemungkinan serangan jantung, stroke, hingga kematian.
Sherri Sam Mason, direktur keberlanjutan dari Universitas Penn State Behrend di Pennsylvania menjelaskan produksi plastik menggunakan bahan kimia. Sehingga jika plastik masuk ke tubuh, bahan kimia itu juga terbawa bersamanya.
“Zat kimia tersebut dapat terbawa ke hati, ginjal, dan otak. Bahkan bisa melewati batas plasenta dan berpengaruh ke janin (jika sedang hamil,” ungkap Mason.
Walaupun begitu, juru bicara International Bottled Water Association menjelaskan belum ada konsensus ilmiah yang pasti tentang potensi dampak kesehatan dari partikel nano dan mikroplastik. Tetapi, kita juga tetap harus waspada dengan kemungkinan yang ada.
Editor: PARNA
Sumber: detik.com