Ilustrasi otter (iStock)

Jepang sempat mengalami krisis otter laut liar di sepanjang pantai timur Hokkaido. Semua gegara turis!
Dilansir dari Asahi Shimbun pada Minggu (28/7), para ahli memperkirakan ada lebih dari 50 otter laut yang hidup di sana.

Berkat berbagai kegiatan konservasi, populasi otter laut telah meningkat hingga sekitar 130.000 ekor di seluruh Samudra Pasifik Utara sejak tahun 2000-an.

Sebuah survei yang dilakukan oleh para peneliti Rusia menemukan bahwa jumlah otter laut telah meningkat pesat di pulau-pulau Habomai, yang merupakan bagian dari Teritori Utara yang disengketakan di lepas pantai Hokkaido yang juga diklaim oleh Rusia.

Seiring dengan peningkatan jumlah otter laut di pulau-pulau Teritori Utara, demikian pula jumlah otter laut di sepanjang pantai timur Hokkaido.

Kaoru Hattori, seorang ahli mamalia laut yang bekerja untuk Institut Sumber Daya Perikanan Badan Penelitian dan Pendidikan Perikanan Jepang, mengatakan otter yang saat ini tinggal sebagian besar berada di sekitar wilayah pesisir dari Nemuro hingga kota Kushiro, yang jaraknya 100 kilometer jika diukur dari garis lurus.

“Otter laut yang saat ini terlihat di lepas pantai Hokkaido timur berasal dari pulau-pulau Habomai bersama anak-anaknya untuk mencari tempat makan baru,” kata Hattori.

Jumlah otter laut di Samudra Pasifik utara diperkirakan berkisar antara sekitar 150.000 hingga 300.000 hingga abad ke-18. Namun, perburuan berlebihan untuk bulunya menyebabkan jumlah berang-berang laut turun menjadi sekitar 2.000 ekor pada awal abad ke-20.

The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sempat memasukkan otter laut ke dalam daftar merah sebagai hewan terancam punah.

Namun, ada masalah baru yang harus dihadapi Jepang, yaitu turis yang mengoperasikan pesawat nirawak atau drone di dekat kawanan otter laut. Kegiatan ini membuat otter jadi takut, sehingga ia kembali ke laut Jepang hanya satu kali selama sekitar enam bulan.

Pesawat nirawak dioperasikan oleh wisatawan dari tanjung. Ketika pesawat nirawak mendekati kawanan otter laut, mereka semua lari ke air dengan panik.

Tanjung Tofutsu di Hamanaka, Hokkaido, yang juga dikenal sebagai Kiritappu, menghadap Samudra Pasifik. Otter laut juga sering terlihat di sana, sehingga kerap menjadi tempat berburu foto otter.

Melihat ini, Kota Hamanaka memasang papan tanda imbauan agar wisatawan tidak menerbangkan drone di daerah tersebut. Namun mereka tetap saja datang ramai-ramai sambil menerbangkan drone.

Yoshihiro Kataoka, kepala Yayasan Etopirika, sebuah organisasi nirlaba lokal, tengah melakukan penelitian tentang cara-cara untuk melindungi hewan laut, mengatakan bahwa dirinya melihat tiga wisatawan menerbangkan drone dari tanjung selama liburan di bulan Mei. Dia menjelaskan upaya apa yang dilakukan untuk melindungi makhluk tersebut dan meminta pengunjung untuk berhenti menerbangkan drone.

Wisatawan itu meminta maaf karena mereka tidak memperhatikan papan tanda tersebut. Kataoka pun mengubah karakter dan warna papan tanda tersebut agar lebih menonjol.

“Jika orang-orang terlalu dekat dengan otter laut, mereka mungkin akan pergi dan meninggalkan anak-anaknya meskipun mereka perlu merawatnya. Jadi, wisatawan perlu menjaga jarak dari mereka dan mengamati mereka dengan perasaan hangat saja.”

Editor: PARNA
Sumber: detik.com