Pantang menyerah dan terus mencoba merupakan salah satu kunci kesuksesan pengusaha asal Singapura yang satu ini, Pang Gek Teng (35). Dirinya berhasil mendirikan usahanya sendiri meski sempat gagal berkali-kali.
Melansir laporan CNBC Make It, Selasa (7/5/2024), Peng merupakan co-founder sekaligus CEO dari jaringan toko kelontong (minimarket) Surrey Hills Grocer. Bisnisnya ini tercatat mampu menghasilkan penjualan sekitar US$ 8 juta atau Rp 128,32 miliar (kurs Rp 16.040/dolar AS) pada 2023 lalu.
Dijelaskan pada awalnya Pang merupakan seorang pegawai bank di Australia, tepat setelah ia mendapat gelar sarjana bidang manajemen dan pemasaran di Universitas Newcastle. Namun karena merasa tak cocok dengan pekerjaannya itu, dirinya memutuskan untuk mencoba peruntungan sebagai pengusaha.
“Saya tahu bahwa ini bukanlah pekerjaan yang bisa saya kerjakan sampai saya pensiun. Ketika saya tidak memiliki hasrat pada hal itu (pekerjaan yang ditekuninya), akan sangat sulit bagi saya untuk melakukan pekerjaan itu,” kata Pang.
Ide membangun bisnis ini muncul saat ia sedang berbincang santai bersama teman-temannya pada 2015 lalu. Dengan penuh tekat, Pang memulai bisnis pertamanya sebagai agen tur.
Sayang usahanya itu tidak berjalan dengan baik dan harus kandas di tengah jalan. Tidak menyerah, ia kemudian membuka bisnis persewaan real estat, berjualan jam tangan bernama Daybook Watches, hingga menjual biji-bijian bernama Surch, diikuti oleh bisnis pesan-antar makanan rumahan.
Sayangnya, tidak satu pun dari berbagai bisnis tersebut yang berhasil. Alhasil Pang harus pulang ke Singapura pada 2021 lalu hanya dengan sisa tabungan sebesar 362 dolar Australia (US$ 235 atau Rp 3,76 juta).
“Sejujurnya, saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan terjun ke dunia bisnis lagi karena banyak hal yang telah terjadi dan saya pikir orang tua saya mencoba untuk memberitahu saya untuk lebih praktis dalam menjalani hidup, untuk menjadi lebih normal (menjadi pegawai kantoran),” ujar Pang.
Namun siapa sangka saat Pang tengah mengemudi, dia mulai mengenang masa-masanya di Surry Hills, Australia. Saat itulah Pang mulai terpikirkan ide untuk membawa konsep toko kelontong lengkap dengan kafe ala Australia ke Singapura.
“Sejujurnya, tidak ada yang benar-benar mendukung (idenya untuk membuka usaha baru itu). Saya belum pernah membuktikan layak mendapat kesempatan itu, jadi saya tidak pernah menyalahkan mereka,” ungkap Pang.
Beruntung, di tahun yang sama bisnis baru Pang ini mendapatkan suntikan investasi sebesar 400.000 dolar Singapura (US$ 293.800 atau Rp 4,71 miliar). Berkat bantuan investasi inilah Pang kemudian berhasil mengembangkan bisnisnya itu hingga kini bisa menghasilkan miliaran rupiah per tahun.
Editor: PARNA
Sumber: detik.com