Pojok Batam

Kapan Waktu yang Tepat untuk Ganti Sepatu Lari? Begini Kata Studi

Foto: Shutterstock/Ilustrasi sepatu lari
Olahraga lari tengah menjadi tren di masyarakat. Beberapa orang berlari sebagai pola hidup sehat, sedangkan lainnya turut serta mengikuti agenda lari. Namun, ketika lari menjadi hal rutin, kapan waktu yang tepat untuk ganti sepatu?

Bagi pencinta olahraga lari, sepatu memegang peran penting dalam menentukan performa dan kenyamanan saat berlari. Pandangan umum selama ini, usia rata-rata sepatu adalah sekitar 500 hingga 800 kilometer. Batas usia didasarkan dari pengujian dampak benturan dan pemantauan performa pelari.

Artinya, setelah menempuh batas kilometer tersebut, sepatu lari perlu diganti. Namun, bagaimana pengujian menurut sains?

Kenali Alasan Kenapa Sepatu Lari Harus Diganti

Secara umum, pelari cenderung mengganti sepatunya karena beberapa alasan utama, yakni kinerja sepatu sudah tidak senyaman dulu dan sepatu bisa memberi dampak negatif pada tubuh seperti cedera.

Dosen senior dari University of South Australia, John Arnold, dan dosen senior dari University of Macquarie, Joel Fuller, telah melakukan penelitian dan mengungkapkan beberapa faktor yang dapat dijadikan alasan kapan seseorang harus mengganti sepatunya.

1. Sepatu Sudah Mengalami Penurunan Performa

Pertama, pelari akan mengganti sepatu jika itu sudah mengalami penurunan performa. Dalam hal ini, material sepatu memainkan peran penting dalam menentukan performa sepatu lari.

Misalnya, kombinasi antara pelat serat karbon yang bersifat keras dan busa midsole yang bersifat lentur, dapat meningkatkan performa sepatu.

Dalam studinya, para peneliti mengungkapkan bahwa penurunan performa bisa terjadi setelah menempuh 240-320 km. Sementara untuk jarak 160 km belum ada penurunan performa sepatu yang diamati.

Jadi, untuk berlari dengan performa sepatu maksimal, maka sepatu harus diganti setelah menempuh jarak antara 160 dan 240 km.
2. Sepatu Bisa Berpotensi Menyebabkan Cedera

Cedera adalah hal yang harus dihindari pelari. Maka dari itu, sepatu yang sudah tidak nyaman dan bisa menyebabkan cedera menjadi salah satu faktor kenapa pelari mengganti sepatu.

Studi menemukan bahwa pelari yang rutin mengganti sepatu cenderung mengalami resiko cedera yang lebih rendah, dibandingkan dengan pelari yang menggunakan sepatu yang sama selama 22 minggu.

Berdasarkan karakteristik lari yang dilaporkan dalam studi tersebut, pengguna sepatu lari menyelesaikan rata-rata 320 km dengan sepatu mereka, lalu menggantinya setelah jarak itu, demikian menurut laporan studi yang dikutip dari Science Alert.
3. Sepatu Sudah Tidak Nyaman

Karena lari adalah aktivitas yang menggerakkan fisik terutama kaki, maka kenyamanan pada kaki menjadi yang utama. Maka dari itu, pelari yang memiliki sepatu sudah tak nyaman, akan cenderung menggantinya.

Dalam penelitian, diketahui bahwa kenyamanan terhadap sepatu dapat memengaruhi penurunan resiko cedera dan peningkatan efisiensi lari.

Salah satu indikator yang digunakan sebagai pengukur kenyamanan sepatu adalah bantalan sepatu yang semakin mengeras. Peneliti mengungkapkan bahwa tidak ada jarak pasti kapan bantalan sepatu dapat mengeras sehingga setiap orang dapat menyesuaikan dengan cara mengukur kekerasan bantalan pada sepatu.
Kapan Seseorang Harus Mengganti Sepatu?

Pada umumnya, tidak ada jarak pasti kapan seseorang harus mengganti sepatunya. Hal ini karena tidak semua pelari mengukur jarak kilometer setiap saat. Namun, beberapa faktor di atas dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengganti sepatu baru.

“Secara keseluruhan, kami yakin saran yang paling praktis adalah menjaga sepatu balap Anda tetap segar (di bawah 240 km),” tutur para peneliti.

Editor: PARNA
Sumber: detik.com

Exit mobile version