Pojok Batam

Begini Dampak Pada Tubuh Jika Kelebihan Makan Telur


Foto: Getty Images/iStockphoto/Poravute

Telur merupakan salah satu produk hewan yang sering dikonsumsi. Selain harganya yang terjangkau, telur juga mudah dibuat untuk diolah menjadi makanan. Seperti yang diketahui, telur mengandung banyak nutrisi yang diperlukan tubuh.
Dalam sebuah telur, mengandung nutrisi seperti lutein dan zeaxanthin untuk meningkatkan kesehatan mata, kolin yang baik untuk otak dan saraf, serta vitamin A, B, dan D.

Namun, terlalu banyak mengkonsumsi telur tidak baik untuk tubuh. Ada beberapa kondisi yang dapat muncul dan mengganggu kesehatan.

Tanda Tubuh Terlalu Banyak Makan Telur
Dikutip dari Healthshots, makan telur terlalu banyak dapat menyebabkan masalah pencernaan pada sebagian orang, seperti sakit perut. Selain itu, beberapa orang juga dapat mengalami perut begah atau kembung.

Baca juga:
Jangan Kebanyakan, Ternyata Segini Batas Konsumsi Telur Per Hari
Pada orang yang memiliki kadar toleransi rendah terhadap telur dapat mengalami lebih banyak masalah pada pencernaan. Hal ini yang membuat mereka harus membatasi konsumsi telur.

Tanda seseorang terlalu banyak makan telur juga dapat timbul berupa gejala sindrom iritasi usus besar (IBS), seperti diare. Terlebih, mengonsumsi telur bersama dengan makanan berlemak tinggi lainnya dapat memicu sembelit.

Pada orang yang memiliki riwayat alergi telur, makanan ini bisa menyebabkan reaksi alergi, seperti gatal, ruam, hidung berair, mata merah, hidung tersumbat, pusing, atau sesak napas.

Apabila mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya. Hindari telur apabila pernah mengalami alergi setelah mengonsumsi telur.

Efek Samping Terlalu Banyak Makan Telur
1. Kadar kolesterol meningkat
Selama beberapa dekade, para ahli percaya bahwa kolesterol dalam kuning telur secara langsung berkontribusi pada peningkatan kolesterol dalam darah.

Satu butir telur mengandung jumlah kolesterol yang tinggi, yakni sekitar 190 miligram seperti dikutip dari Eat This Not That.

Kandungan tersebut mencapai lebih dari 60 persen dari batas harian yang ditetapkan oleh Dietary Guidelines for Americans, yakni 300 miligram.

Mengonsumsi beberapa butir telur per hari akan dengan cepat melampaui pedomen kolesterol harian.

2. Risiko penyakit jantung meningkat
Sebuah penelitian terhadap setengah juta orang dewasa China mengungkapkan bahwa mengonsumsi satu butir telur per hari sebenarnya masih baik untuk jantung. Namun, hasilnya akan berbeda jika seseorang makan 3-4 telur setiap pagi.

Sebuah penelitian tahun 2019 mengaitkan konsumsi lebih dari 300 miligram kolesterol per hari dengan risiko penyakit kardiovaskular (PKV) 17 persen lebih tinggi dan risiko kematian 18 persen lebih tinggi.

Sebuah meta-analisis besar tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menyimpulkan, bahwa konsumsi telur harian yang lebih besar dan kolesterol makanan total dikaitkan dengan risiko PKV dan kematian yang lebih besar.

Penelitian lebih lanjut mungkin dapat mengungkap bukti yang tampaknya saling bertentangan selama bertahun-tahun seputar telur dan penyakit jantung. Tetapi untuk saat ini, mungkin mengkonsumsi telur dalam jumlah sedang demi kesehatan jantung.

3. Berat badan naik
Jika memiliki kebiasaan mengkonsumsi telur dengan beberapa makanan lainnya, seperti sosis, kentang goreng, hingga kopi yang banyak krim bisa berdampak buruk pada kesehatan. Dengan begitu, berat badan dapat bertambah jika sarapan telur berkalori tinggi menjadi sebuah kebiasaan.

Untuk kesehatan dan berat badan yang optimal, cobalah bahan tambahan yang lebih bergizi untuk telur, seperti bayam segar, paprika potong dadu, atau tomat anggur yang diiris. Dengan begitu, akan menambah warna dan antioksidan dengan kalori yang jauh lebih sedikit.

4. Risiko diabetes meningkat
Ada kemungkinan bahwa mengonsumsi telur dalam jumlah banyak juga dapat meningkatkan risiko kondisi kronis lainnya. Dalam sebuah studi tahun 2009 di jurnal Diabetes Care, orang yang mengonsumsi lebih dari tujuh telur per minggu memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit telur.

Editor: PARNA
Sumber: detik.com

Exit mobile version