JAKARTA – Saat menyampaikan sambutan di acara pemberian penghargaan Swasti Saba kabupaten/kota sehat tahun 2019, di Kantor Kemendagri, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berseloroh soal stunting.
Ia mengatakan bahwa dirinya termasuk salah satu produk stunting zaman dahulu. Hal ini karena dirinya memiliki tubuh yang tidak tinggi dibandingkan teman angkatannya di Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
“Karena saya masuk Akabri saya paling belakang terus, Pak Terawan, yang lain tinggi-tinggi. Saya paling belakang karena stunting, makan kerupuk tok di paling belakang,” ujarnya.
Terlepas dari hal tersebut, ahli gizi dan diet dari University of Sydney, Leona Victoria Djajadi MND pernah menyebutkan bahwa kerupuk memiliki kalori yang cukup tinggi dari kandungan minyaknya dan tidak bernutrisi.
“Biasanya makanan itu per 100 gram. Kerupuk bawang gitu, mirip sih 100 gram sekitar 480 kalori, tetap tinggi,” ungkapnya saat diwawancarai pada Kamis (18/10/2018).
Sementara 100 gram keripik singkong menurut Victoria memberi asupan sebanyak 550 kalori. Sedangkan kerupuk aci 100 gram mengandung 476 kalori, 21,1 gram lemak dan 71,3 gram karbohidrat.
Justru dengan fakta seperti itu, kerupuk memiliki risiko menyebabkan obesitas dan overweight yang terkait dengan gangguan metabolisme. Obesitas diindikasikan dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 km/m2, sedangkan overweight berada di kisaran 25 hingga 30 kg/m2.
Editor: PARNA
Sumber: detikhealth