Ilustrasi bendera Indonesia. Foto: Getty Images/iStockphoto/Bastian Saputra

Ada banyak pahlawan wanita Indonesia yang berjuang melawan para penjajah. Beberapa pahlawan wanita nasional yang populer di antaranya RA Kartini, Cut Nyak Dhien, hingga Cut Nyak Meutia.

Tapi tak hanya mereka, sebenarnya masih ada banyak pahlawan wanita Indonesia yang mungkin jarang diketahui masyarakat. Bahkan, beberapa di antaranya mungkin baru kamu dengar namanya.

Dalam menyambut Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap 10 November, tak ada salahnya untuk mengingat kisah perjuangan pahlawan wanita. Simak beberapa pahlawan wanita Indonesia yang mungkin namanya jarang diketahui masyarakat dalam artikel ini.

Pahlawan Wanita Indonesia yang Jarang Diketahui
Meski kisah perjuangan mereka tak setenar seperti pahlawan-pahlawan lainnya, tetapi para pahlawan wanita ini telah berjuang demi mempertahankan Tanah Air. Jadi, sebagai masyarakat sudah sepatutnya untuk menghormati dan mengapresiasi perjuangan mereka.

Mengutip catatan detikcom, berikut daftar pahlawan wanita Indonesia yang jarang diketahui namanya:

1. Maria Walanda Maramis
Maria Walanda Maramis merupakan pahlawan wanita Indonesia yang lahir di Kema, Sulawesi Utara. Saat masih belia, Maramis ikut pamannya ke Maubi karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

Di Maumbi, Maria disekolahkan di Sekolah Melayu. Namun, ia tidak puas dengan pendidikan sekolah dasar sehingga Maria mulai bergaul dengan orang Belanda untuk meraih banyak ilmu.

Maria juga berteman dengan seorang pendeta. Nah, pendeta inilah yang membuka wawasannya untuk memajukan pendidikan bagi kaum perempuan di Minahasa.

Pada 1917, Maria mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) dengan bantuan suaminya yang seorang guru bahasa di HIS Manado. Organisasi itu didirikan untuk mengajarkan kaum perempuan dalam berumah tangga.

PIKAT terus tumbuh dan memiliki banyak cabang di sejumlah daerah di Indonesia. Maria kemudian mendirikan sekolah rumah tangga untuk perempuan muda, yaitu Huishound School PIKAT pada 1918. Ia juga mendirikan Sekolah Kejuruan Putri pada 1932.

2. Nyai Ahmad Dahlan
Nyai Ahmad Dahlan merupakan istri dari KH Ahmad Dahlan, sosok di balik pendiri organisasi Muhammadiyah. Pemilik nama asli Siti Walidah ini termasuk tokoh emansipasi wanita dan berpartisipasi dalam diskusi perang bersama Jenderal Soedirman serta Presiden Soekarno.

Nyai Ahmad Dahlan memprakarsai berdirinya perkumpulan Sopo Tresno yang diperuntukkan bagi wanita Islam pada 1914. Perkumpulan tersebut berfokus pada bidang dakwah, pendidikan, dan sosial. Ia juga mendirikan asrama putri di rumahnya dan memberikan pendidikan bagi kaum perempuan.

3. Andi Depu
Andi Depu Maraddia Balanipa melupakan pahlawan wanita Indonesia yang berasal dari Sulawesi Barat. Ia merupakan putri bangsawan dan istri Raja Balanipa yang turut membantu melawan para penjajah di Tanah Air.

Perjuangannya ditunjukkan dengan mendirikan laskar Kebaktian Rahasia Islam Muda (KRIS Muda). Pergerakan anti kolonialisme ini lahir setelah kemerdekaan. Saat pendudukan Jepang, KRIS Muda berhasil merampas senjata penjajah dan mengibarkan bendera Merah Putih.

4. Nyi Ageng Serang
Pahlawan wanita Indonesia berikutnya adalah Nyi Ageng Serang. Ia merupakan seorang putri dari penguasa Serang, wilayah terpencil di kerajaan Mataram, Jawa Tengah. Sejak kecil, dirinya telah ikut mendampingi sang ayah dalam berperang melawan penjajah.

Setelah sang ayah wafat, Nyi Ageng Serang kemudian diangkat menjadi penguasa Serang berikutnya. Semasa kepemimpinannya, ia kerap melakukan berbagai serangan terhadap Belanda dengan menggunakan taktik gerilya.

5. Opu Daeng Risadju
Opu Daeng Risadju merupakan salah satu pahlawan wanita yang cukup berpengaruh dalam perjuangan rakyat Sulawesi pada masa penjajahan. Pemilik nama asli Famajjah ini adalah seorang keturunan dari Raja Bone XXII, La Temmasonge Matimoeri Malimongeng.

Opu Daeng Risadju lahir pada 1880 di Kota Palopo. Ia berjuang membela Tanah Air dengan menjadi anggota PSII Parepare. Dirinya sempat mengikuti konferensi PSII di Parepare dan memutuskan untuk mendirikan cabang PSII di Malangke.

Singkat cerita, kepemimpinan Opu Daeng Risadju di PSII dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada akhirnya, ia sempat ditahan oleh pemerintah Belanda karena masalah politik.

6. Nyi Raden Siti Djenab
Nyi Raden Siti Djenab Djatradidjaja merupakan pahlawan wanita asal Jawa Barat. Ia ikut membantu para perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan setara.

Nyi Raden Jenab mulai mengenalkan pendidikan kepada perempuan di Cianjur dari pintu ke pintu. Selain itu, ia juga mendirikan sekolah di Cianjur agar wanita bisa mendapatkan pendidikan.

Kurikulum yang diajarkan di sekolahnya yaitu bahasa Sunda, bahasa Melayu, bahasa Belanda, matematika dasar, edukasi tentang budi pekerti hingga edukasi praktis buat para perempuan, misalnya membuat batik serta merenda.

Itu dia enam pahlawan wanita Indonesia yang jarang diketahui sejumlah orang. Apakah kamu sudah tau lebih dulu atau pernah mendengar nama-nama pahlawan di atas?

Editor: PARNA
Sumber: detik.com