Seorang tentara Korea Utara tengah melakukan pengawasan. Sejak awal Juli, dilaporkan negara itu menerapkan aturan berlapis untuk mencegah adanya pembelot.(AFP via Getty Images via Daily Mirror)

Ukraina saat ini sedang menyelidiki dan menginterogasi dua orang yang diklaim sebagai tentara Korea Utara.

Dua tantara ditangkap dalam keadaan terluka. Ini bukan pertama kalinya Kyiv mengeklaim telah menangkap tentara Korea Utara selama penyerbuan Kursk, namun Kyiv belum melaporkan dapat menginterogasi siapa pun sebelumnya.

Sebelumnya, pada Desember Ukraina telah menangkap beberapa orang tetapi mereka meninggal karena luka serius.

“Tentara kami menangkap tentara Korea Utara di wilayah Kursk. Mereka adalah dua tentara yang terluka namun selamat dan kemudian dibawa ke Kyiv untuk berbicara dengan penyelidik SBU,” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di media sosial, dikutip dari AFP pada Sabtu (11/1/2025).

Dinas keamanan SBU memberikan beberapa rincian tentang interogasi kedua pria itu, yang digambarkan sebagai tentara berpengalaman.

Tetapi salah satu dari mereka mengaku dikirim ke Rusia untuk pelatihan, bukan untuk ikut berperang. Terkait hal itu, Ukraina belum memberikan bukti apa pun bahwa pria-pria itu adalah warga Korea Utara.

Dalam video yang dirilis oleh SBU, dua pria berwajah Asia terlihat di ranjang rumah sakit, satu dengan tangan diperban dan yang lainnya dengan rahang diperban.

Seorang dokter di pusat penahanan mengatakan pria kedua juga mengalami patah kaki.

Ukraina sebelumnya mengatakan, Korea Utara telah mengerahkan ribuan tentara untuk memperkuat militer Rusia, termasuk di wilayah perbatasan Kursk tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak pada Agustus tahun lalu.

Zelensky mengatakan pada akhir Desember, pihaknya telah menangkap beberapa tentara Korea Utara yang terluka parah namun kemudian meninggal.

Ia mengatakan pada Sabtu, cukup sulit untuk menangkap warga Korea Utara yang sedang bertempur karena Rusia dan tentara Korea Utara lainnya menghabisi mereka yang terluka.

Rusia dan Korea Utara melakukan segala cara untuk mencegah bukti keterlibatan negara lain dalam perang melawan Ukraina.

Ia mengatakan akan memberikan akses media kepada para tawanan perang karena dunia perlu tahu apa yang sedang terjadi.

Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga menulis di X, “tawanan perang Korea Utara pertama sekarang berada di Kyiv”, menyebut mereka sebagai pasukan DPRK biasa, bukan tentara bayaran.

“Kami perlu tekanan maksimal terhadap rezim di Moskwa dan Pyongyang,” tulisnya.

Diketahui, kedua tentara yang tertangkap itu tidak berbicara dalam bahasa Rusia atau Ukraina, tetapi komunikasi dilakukan melalui penerjemah Korea.

SBU juga mengatakan, upaya ini dilakukan dengan kerja sama Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.

Di dalam video SBU juga tidak memperlihatkan orang-orang itu berbicara bahasa Korea.

Editor: PARNA
Sumber: kompas.com