Pojok Batam

Awal Mula Jokowi Gabung PDIP Sejak 2004 hingga Berujung Dipecat

Petinggi partai koalisi Indonesia Hebat beserta Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2014 Joko Widodo-Jusuf Kalla hadir di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri di Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta, Minggu (5/10/2014). Kehadiran para pimpinan partai Koalisi Indonesia Hebat ini membicarakan mengenai pemilihan Ketua MPR. (Grandyos Zafna/detikcom)

Hubungan Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi berakhir. PDIP memecat Jokowi sebagai kadernya. Lalu, bagaimana cerita awal mula Jokowi bergabung dengan PDIP hingga akhirnya dipecat?

Berdasarkan catatan pemberitaan detikcom, PDIP merupakan partai yang menjadi tempat pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961, itu untuk mengembangkan karier politiknya.

PDIP menjadi partai yang selalu mengusung Jokowi untuk maju dalam berbagai kontestasi politik. Mulai Pilwalkot, Pilgub, hingga Pilpres.

Awalnya, Jokowi memantapkan hati bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada sekitar 2004. Jokowi kemudian menduduki posisi sebagai salah satu pengurus DPC PDIP Solo.

Jokowi lantas mulai digadang-gadang sebagai salah satu calon untuk Pilwalkot Solo.

2005: Jadi Walkot Solo
Pada 2004 itu pula Jokowi mengenal FX Hadi Rudyatmo yang sudah lebih dulu masuk DPC PDIP Solo. Kedekatan Jokowi dan FX Hadi berlanjut saat keduanya dipercaya PDIP dan PKB maju sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo tahun 2005.

Usaha paslon ini berbuah hasil. Jokowi dan FX Hadi berhasil memenangi Pilkada Solo. Cerita kesuksesan Jokowi di Kota Solo berlanjut pada periode kedua.

2012: Jadi Gubernur Jakarta
Karier politik Jokowi terus berlanjut. PDIP kembali menaruh kepercayaan kepada Jokowi. Kali ini, Jokowi dipercaya PDIP untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012, atau saat Jokowi masih menyisakan sekitar 3 tahun lagi masa jabatan di Solo.

PDIP pun resmi mengusung Jokowi yang saat itu didampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari Gerindra. Jokowi berhasil menjadi Gubernur Jakarta mengalahkan pasangan Foke-Nara.

2014: Jadi Presiden Indonesia
Dukungan PDIP untuk Jokowi tak berhenti hanya di Jakarta. Meskipun baru memimpin Jakarta dua tahun, Jokowi diproyeksikan untuk Pilpres 2014. PDIP lagi-lagi memberikan kepercayaan untuk Jokowi.

Maka, pada 2014, PDIP resmi mengusung Jokowi menjadi calon presiden bersama Jusuf Kalla. Lawan kuat Jokowi di Pilpres adalah tokoh yang dulu memintanya menjadi Gubernur DKI, Prabowo Subianto. Jokowi dan Jusuf Kalla berhasil mengalahkan Prabowo-Hatta dalam satu putaran.

Kemudian pada 2019, Jokowi kembali menjajal peruntungan politiknya. Jokowi kembali maju sebagai calon presiden dari PDIP. Kali ini Jokowi didampingi oleh Ma’ruf Amin. Prabowo juga maju kembali dengan didampingi oleh Sandiaga Uno.

Hasilnya, Jokowi-Ma’ruf terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2019-2024. Jokowi pun menjadi presiden dua periode. Tercatat, PDIP selalu mengusung Jokowi dalam tiap konstestasi politik.

2023: Jokowi dan PDIP Mulai Renggang
Namun, pada 2023, muncul dinamika dalam hubungan Jokowi dan PDIP. Hubungan Jokowi dan PDIP mulai tampak renggang.

Adapun pada tahun ini Jokowi terakhir kali menghadiri acara HUT PDIP. Tepatnya saat acara HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 10 Januari 2023.

Tetapi Jokowi masih tampak bersama PDIP. Jokowi bahkan hadir saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP untuk Pilpres 2024.

Kerenggangan hubungan antara Jokowi dan PDIP makin terlihat saat putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto. Hal ini diumumkan pada 22 Oktober 2023.

2024: Jokowi Absen di Acara PDIP
Selanjutnya, Jokowi tak pernah hadir lagi dalam acara PDIP. Jokowi pernah tidak datang pada 2 acara besar PDIP pada 2024. Kedua acara tersebut adalah HUT PDIP pada Januari 2024 dan HUT Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

PDIP juga tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke acara Rakernas PDIP pada 24-26 Mei 2024.

Kendati demikian, hubungan keduanya belum secara terang-terangan dinyatakan berakhir. PDIP baru menyatakan putus hubungan dengan Jokowi seusai pria asal Solo itu tak lagi menjabat presiden.

Hal ini disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada 4 Desember 2024. Hasto menyebutkan Jokowi bukan lagi bagian dari keluarga PDIP.

2024: Hubungan Jokowi dan PDIP Berakhir
Hingga pada akhirnya hubungan PDIP dan Jokowi resmi berakhir. PDIP mengeluarkan surat pemecatan terhadap Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution. Surat pemecatan ketiganya dibacakan langsung oleh Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarduin Watubun.

PDIP mengeluarkan 3 surat keputusan terpisah untuk pemecatan Jokowi, Gibran, dan Bobby. Ketiga surat itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

“Saya Komarudin Watubun Ketua Bidang Kehormatan PDIP bersama ini tanggal 18 Desember 2024 saya mendapat perintah langsung dari Ketua Umum PDIP untuk mengumumkan secara resmi, sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai di depan seluruh jajaran Ketua DPD Partai se-Indonesia. DPP Partai akan mengumumkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Joko Widodo, saudara Gibran Rakabuming Raka, dan saudara Bobby Nasution serta 27 anggota lain yang kena pemecatan,” kata Komarudin seperti dalam video yang diterima detikcom, Senin (16/12).

Editor: PARNA

Sumber: detik.com

Exit mobile version