Foto: Anies dan Pramono (Taufiq/detikcom)
Direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan suara paslon nomor 2 Pilkada Jakarta Dharma Pongrekun-Kun Wardhana meledak usai Anies Baswedan menyatakan dukungan ke paslon nomor 3 Pramono-Rano Karno. Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, menegaskan dasar dukungan eks gubernur DKI itu kepada Pramono-Rano ialah kesamaan visi dan gagasan, bukan politik identitas.

“Dasar dukungan Pak Anies terhadap Mas Pram dan Bang Doel adalah kesamaan Visi dan Gagasan yang diusung oleh Mas Pram & Bang Doel. Bukan pertimbangan elektoral apalagi politik identitas,” kata Sahrin kepada wartawan, Kamis (28/11/2024).

Sahrin menyampaikan dukungan itulah yang membuat Anies turut berjuang memenangkan Pramono-Rano. Anies, kata dia, meyakini Pramono-Rano berpihak kepada rakyat kecil.

“Sehingga Pak Anies ikut berjuang di DKI Jakarta untuk Pram Doel, karena komitmen Mas Pram dan Bang Doel terhadap rakyat kecil, rakyat yang lemah mengharap kekuatan pemerintah untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah warga,” ujarnya.

“Jadi pertimbangan nurani dan gagasan ini. Maka, Anies ikut berjuang untuk kemenangan Pram Doel,” tambahnya.

Sementara Juru Bicara Pramono-Rano Chico Hakim enggan berkomentar lebih lanjut mengenai analisis tersebut. Chico menilai pendukung Anies dan Eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yakni anak abah dan ahokers dapat bersatu dan andil memenangkan Pramono-Rano.

“Jadi hal seperti ini kita enggak mau berkomentar. Tapi rasa-rasanya tidak seperti itu karena pendukung Ahok maupun Anies bisa dapat bersatu dan memenangkan kami juga,” kata Chicko kepada wartawan.

Chico juga menyampaikan sejak awal berkampanye, Pramono dan Rano selalu mengingatkan timnya untuk tak membawa isu SARA saat menggalang dukungan. “Tapi lebih mengedepankan hal-hal yang sifatnya program dan visi misi juga gagasan-gagasan,” tegasnya.

Sebelumnya, Burhanuddin Muhtadi mengungkap 10 persen suara yang diraih Dharma Pongrekun-Kun Wardana di luar prediksi dari lembaga survei. Dari hasil analisisnya, pemilih nonmuslim lebih besar memilih Dharma-Kun ketimbang paslon lain.

“Suara Dharma Kun tinggi itu di luar prediksi banyak lembaga survei. Dari survei Indikator terakhir 5,1 persen naik sampai 10,6 persen di quick count. Saya punya exit poll pada mereka yang mencoblos itu proporsi pemilih nonmuslim itu lebih besar di pemilih Dharma-Kun. Pertanyaannya, kenapa proporsi nonmuslim lebih lebih banyak ke Dharma-Kun itu menarik buat saya,” kata Burhanuddin kepada wartawan, Kamis (28/11/2024).

Burhanuddin mengatakan, pada awal November, 70 persen nonmuslim memilih Pramono-Rano. Namun ada pergeseran dukungan ketika Anies Baswedan mengumumkan dukungan ke Pramono-Rano. Menurutnya, banyak pendukung nonmuslim kecewa pada Pramono-Rano karena didukung Anies.

“Awal November, 70 persen nonmuslim pemilih Pramono. Masuknya Anies seperti pisau bermata dua. Banyak pendukung Pramono yang kecewa karena dukungan Anies, tapi juga tidak mendukung RK karena dukungan PKS, FPI, dan sebagainya. Banyak pendukung Pramono dari pendukung Anies tidak bisa dipisahkan dari pemilu sebelumnya. Ada pemilih nonmuslim yang lari dari pemilih Pramono,” ujarnya.

Namun pemilih yang lari itu tidak mendukung Ridwan Kamil-Suswono karena faktor dukungan Habib Rizieq Shihab dan FPI. Alhasil, para pemilih itu bergeser dukungan ke Dharma-Kun.

“Mereka juga tidak mendukung RK karena mencari dukungan ke FPI dan sebagainya. Pemilih nonmuslim banyak ke Dharma Kun karena kebetulan anak pendeta dari Toraja,” ujarnya.

“Memang pemilih nonmuslim beralih dari dua kubu karena kecewa karena RK mendekati FPI dan pada saat yang sama Anies memberikan dukungan ke Pramono. Karena itu, mereka pindah ke Dharma Kun. Sebelumnya, pemilih nonmuslim memilih Pramono tapi pindah ke Dharma Kun,” lanjutnya.

Menurutnya, jika tak ada pergeseran pemilih, Pramono-Rano bisa menang satu putaran. Secara elektoral, pemilih tersebut sangat berpengaruh bagi Pramono-Rano.

Editor: PARNA
Sumber: detik.com