Pojok Batam

10 Jurusan yang Lulusannya Paling Banyak Menganggur, Kalian Setuju?

Ilustrasi mahasiswa. Foto: Getty Images/primeimages

Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih jurusan kuliah adalah prospek kerja setelah lulus. Jangan sampai jurusan yang detikers pilih jarang diburu perusahaan.

Sehingga hal tersebut akan mengakibatkan seseorang menganggur. Pengangguran sendiri berarti mereka yang tak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu minimal empat minggu.

Mengutip Visual Capitalist, ada beberapa jurusan kuliah yang lulusannya punya tingkat pengangguran yang tinggi. Data tersebut berasal dari laporan Federal Reserve Bank of New York.

Dalam website-nya, Federal Reserve Bank of New York menyajikan data ketenagakerjaan berdasarkan survei lulusan perguruan tinggi di seluruh Amerika Serikat. Responden adalah warga di negara tersebut yang berusia 22-27 tahun dengan gelar sarjana.

Berdasarkan survei Federal Reserve Bank of New York per Februari 2024, berikut beberapa jurusan yang tingkat penganggurannya tinggi:

Jurusan dengan Lulusannya Paling Banyak Menganggur
1. Sejarah Seni
Unemployment rate: 8%
Underemployment rate: 62,3%

2. Seni Liberal
Unemployment rate: 7,9%
Underemployment rate: 56,7%

3. Seni Rupa
Unemployment rate: 7,9%
Underemployment rate: 55,5%

4. Teknik Dirgantara
Unemployment rate: 7,8%
Underemployment rate: 17,9%

5. Sejarah
Unemployment rate: 7,5%
Underemployment rate: 53,5%

6. Bahasa Inggris
Unemployment rate: 6,6%
Underemployment rate: 48,4%

7. Jurnalistik
Unemployment rate: 6,3%
Underemployment rate: 47,7%

8. Fisika
Unemployment rate: 6,2%
Underemployment rate: 31,2%

9. Seni Komersial dan Desain Grafis
Unemployment rate: 6%
Underemployment rate: 33,7%

10. Sosiologi
Unemployment rate: 5,5%
Underemployment rate: 49,6%

Peluang Kerja Kaum Muda Membaik
Meski ada beberapa jurusan yang lulusannya disebut punya tingkat pengangguran tinggi, tetapi ada sedikit kabar melegakan. Menurut laporan dari International Labour Organization (ILO), pasar tenaga kerja global untuk kaum muda (berusia 15-24) telah membaik selama beberapa tahun terakhir.

Adapun tingkat pengangguran anak muda saat ini sesuai data tersebut mencapai 13% atau sekitar 65 juta orang. Satu per lima dari kaum muda tidak memiliki pekerjaan, pendidikan, dan pelatihan (NEET).

Dua per tiga dari kelompok tersebut ternyata adalah wanita. Menurut ILO, pengangguran meningkat sejak pandemi Covid-19.

Tingginya angka NEET ini dikarenakan juga oleh pekerjaan yang kurang aman (tidak stabil). Sehingga hal tersebut menambah kecemasan pada generasi muda dalam mencari pekerjaan.

“Masyarakat yang damai bergantung pada tiga unsur inti: stabilitas, inklusivitas, dan keadilan sosial; dan pekerjaan layak bagi kaum muda merupakan inti dari ketiganya,” kata Gilbert F Houngbo, Direktur Jenderal ILO dikutip dari laman World Economic Forum

Wilayah dengan Pengangguran Tertinggi
Laporan ILO tahun 2019-2023 menunjukkan tingkat pengangguran tinggi terjadi di beberapa negara seperti Arab, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Sementara itu, negara Amerika dan Eropa tingkat pengangguran kaum mudanya lebih rendah.

Adapun wilayah Afrika disebut sebagai wilayah dengan pengangguran tertinggi. Penyebabnya tak lain karena faktor demografi yang kurang baik.

ILO juga menyebut salah satu alasan tingginya angka pengangguran di kalangan muda adalah kesenjangan antara kualifikasi yang dicapai kaum muda dan keterampilan yang dibutuhkan pekerjaan saat ini.

“Ketimpangan pendidikan meningkat karena jumlah pemuda terdidik mulai lebih banyak daripada jumlah pekerjaan bagi mereka yang memiliki keterampilan tinggi di negara-negara berpendapatan menengah,” demikian laporan ILO

Editor: PARNA
Sumber: detik.com

Exit mobile version