Dilansir Euronews, perusahaan ramai-ramai memberhentikan karyawan Gen Z tak lama setelah diterima. Hal itu terungkap dari sebuah studi yang melibatkan 1.000 manajer yang membawahi pekerja usia 20an. Hasilnya menyatakan satu dari enam mengaku tidak mau lagi mempekerjakan Gen Z karena reputasi mereka yang kurang baik.
Apa sebabnya? Holly Schroth, dosen senior Haas School of Business at the University of California, mengatakan hal itu bisa dipengaruhi sistem pendidikan. Banyak Gen Z lebih fokus pada ekstrakulikuler saat kuliah. Tapi mereka kurang pengalaman untuk masuk ke dunia kerja.
“Mereka tidak tahu kemampuan dasar untuk berinteraksi sosial dengan pelanggan, klien, dan rekan kerja ataupun etika tempat kerja. Hasilnya, tergantung perusahaan apakah mau menerima pegawai baru dengan benar dan memberi mereka pelatihan. Untuk itu, bos harus bersikap seperti coach sekaligus manajer,” katanya.
Salah satu menajer memberikan testimoninya. Ia mengatakan pada dasar Gen Z kurang pengalaman dan bekal soft skill maupun hard skill. Adapun yang mengeluhkan mereke kesulitan mengatur beban kerja, sering telat, dan tidak bisa berpakaian dan berbicara yang lebih profesional.
Berikut 10 alasan terbesar Gen Z dipecat berdasarkan studi:
1. Kurang motivasi dan inisiatif dalam bekerja (50%)
2. Kurang profesional (46%)
3. Kurang kemampuan organisasi (42%)
4. Kurang kemampuan komunikasi (39%)
5. Kurang bisa menanggapi feedback (dari atasan atau klien) (38%)
6. Kurang pengalaman kerja yang relevan (38%)
7. Kurang dalam memecahkan masalah (34%)
8. Kemampuan teknisnya tidak efisien (31%)
9. Tidak bisa berbaur dengan budaya perusahaan (31%)
10. Kesulitan bekerja tim (30%)
1. Tunjukkan inisiatif
2. Bersikap positif
3. Tunjukkan etika kerja
4. Mau beradaptasi
5. Mau menerima saran dan kritik
6. Tepat waktu dan bisa diandalkan
7. Punya kemampuan teknis yang kuat
8. Kemampuan interpersonal yang baik
9. Punya pengalaman magang dan kerja
10. Menggunakan media sosial dengan pantas
11. Hindari perbincangan politik
Sumber: detik.com