Burnout adalah kondisi stres kronis yang membuat seseorang merasa lelah baik secara fisik, mental, maupun emosional karena tekanan pekerjaan yang berkepanjangan.
Misalnya seorang manajer yang harus bekerja selama 60 jam seminggu untuk memenuhi jam kerja. Karena dilakukan dalam waktu yang panjang, ia mulai merasa kelelahan yang berkepanjangan, kehilangan minat terhadap pekerjaan, dan produktivitas yang menurun.
Mengapa Terjadi Burnout?
Burnout terjadi ketika tuntutan pekerjaan melebihi kemampuan seseorang untuk menghadapinya. Ketika tekanan kerja tinggi namun kemampuan untuk mengatasinya minim sehingga energi karyawan terkuras habis. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan mental hingga penurunan kinerja.
Menurut Michael Knoch, seorang ahli dalam perilaku organisasi menjelaskan “Burnout bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sistemik yang mempengaruhi seluruh organisasi.”
Setidaknya sekitar 20% dari mereka bahkan mengambil cuti karena masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh stres. Penyebab utama burnout meliputi beban kerja yang berlebihan, ketidakpastian pekerjaan, ambiguitas peran, dan tekanan di tempat kerja.
Gejala Burnout
Gejala burnout bisa berbeda-beda, tetapi umumnya mencakup kelelahan fisik dan emosional, penurunan motivasi, serta sikap sinis terhadap pekerjaan. Jika Anda merasa lelah sebelum tiba di kantor atau merasa kewalahan bahkan dengan tugas kecil, bisa jadi itu adalah tanda-tanda kelelahan.
Dampak Seseorang yang Terkena Burnout
Burnout bukan hanya sekedar kelelahan, tetapi juga memiliki dampak yang serius. Melansir dari laman The conversation, kelelahan ini dapat berdampak bagi kesehatan fisik, mental, dan penurunan kinerja. Berikut adalah beberapa akibat dari burnout:
1. Kesehatan Mental yang Buruk
Pekerja yang mengalami stres kronis seringkali merasakan kecemasan dan depresi sehingga cenderung merasa tidak berdaya, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati dan mengalami perasaan putus asa.
2. Masalah Kesehatan Fisik
Kelelahan yang berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang serius, seperti:
Penyakit Kardiovaskular
Diabetes Tipe 2
Insomnia
sakit Kepala
3. Peningkatan Angka Kematian
Penelitian menunjukkan bahwa stres berkepanjangan terkait pekerjaan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kematian dini, terutama akibat masalah kesehatan yang berkaitan dengan stres.
4. Penurunan Produktivitas
Pekerja yang mengalami stres kronis seringkali merasa kewalahan dengan tugas-tugas kecil. Sehingga menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja yang buruk.
5. Meningkatkan Ketidakhadiran Kerja
Burnout dapat menyebabkan karyawan sering izin karena sakit, yang berdampak pada kinerja tim dan organisasi secara keseluruhan. Karyawan yang mengalami kelelahan parah tidak dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama.
6. Berkurangnya Kreativitas
Dampak negatif lainnya adalah dapat mengurangi kemampuan untuk berpikir kreatif. Pekerja yang mengalami kelelahan cenderung kurang bisa berinovasi dan lebih sulit menemukan solusi untuk sebuah masalah.
7. Meningkatnya Pergantian karyawan
Jika tidak dapat mengatasi banyaknya karyawan yang mengalami burnout, perusahaan dapat berisiko kehilangan karyawan yang bertalenta tinggi. Tidak hanya mengurangi jumlah karyawan, tetapi juga mempengaruhi biaya pelatihan dan stabilitas tim.
4 Cara Mengatasi Burnout
1. Tetapkan Batasan
Pisahkan waktu kerja dan waktu pribadi, karena dengan pemisahan waktu yang jelas akan menghindari membawa pulang pekerjaan. Cara inilah dapat memiliki waktu untuk sendiri dan mengurangi stres.
2. Sisihkan waktu untuk Diri Sendiri
Luangkan waktu untuk kegiatan yang benar-benar diminati di luar pekerjaan. Bisa berupa olahraga, berkumpul dengan teman, atau melakukan hobi.
3. Job Crafting
Jika merasa pekerjaan Anda berat, mintalah bantuan untuk mengurangi tugas dari rekan kerja.
4. Dukungan dari Atasan dan Rekan Kerja
Jangan ragu untuk berbicara dengan atasan atau rekan kerja tentang perasaan Anda. Karena dukungan sosial ditempat kerja dapat mengurangi stres dalam pekerjaan. Seperti penjelasan Sarah Park, Profesor Bisnis Internasional “Lingkungan kerja yang mendukung sangat penting untuk mengatasi stres dan burnout.”
Sumber: detik.com