Pojok Batam

87 Tewas dan Hilang di Bawah Reruntuhan akibat Serangan Israel di Gaza

Warga Palestina berjalan melewati puing-puing yang kotor, melewati bangunan yang hancur setelah militer Israel mundur usai serangan dua minggu dari lingkungan Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza pada Kamis (11/7/2024), di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas . Badan pertahanan sipil di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada 11 Juli, bahwa sekitar 60 mayat telah ditemukan di distrik Shujaiya Kota Gaza, yang hancur akibat serangan Israel selama dua minggu. Israel pada Rabu mengatakan pihaknya telah mengakhiri operasinya terhadap militan Hamas di distrik tersebut. (AFP/OMAR AL-QATTAA)
Serangan udara Israel di kota Beit Lahiya di Gaza utara menewaskan 87 orang atau hilang di bawah reruntuhan bangunan.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 40 orang lainnya terluka. Sebelumnya, informasi beredar korban tewas adalah 73 orang.
Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan insiden tersebut yang mengakibatkan salah satu jumlah korban tertinggi dalam beberapa bulan
Dikatakan bahwa operasi penyelamatan terhambat oleh masalah komunikasi dan oleh operasi militer Israel yang masih berlangsung di sekitar daerah itu, dekat dengan garis perbatasan dengan Israel, kata kementerian itu.
“Korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan serta tim ambulans tidak dapat menjangkau mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters pada Minggu (20/10/2024).
Serangan yang terjadi pada Sabtu malam itu terjadi dua minggu setelah operasi besar di sekitar kota Jabalia, tepat di sebelah selatan Beit Lahiya, tempat pasukan Israel yang didukung tank-tank berusaha mengusir sisa anggota Hamas.
“Pemandangan mengerikan terjadi di Gaza, di tengah konflik, serangan Israel yang tak henti-hentinya & krisis kemanusiaan yang terus memburuk. Saya mengutuk serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil,” tulis utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland di X.
“Sandera harus dibebaskan, pemindahan warga Palestina harus dihentikan, dan warga sipil harus dilindungi,” tambahnya.
Dijelaskan bahwa perintah evakuasi yang mengarahkan orang-orang ke selatan, telah memicu ketakutan di antara banyak warga Palestina.
Pasalnya, operasi itu dimaksudkan untuk membersihkan mereka dari bagian utara Gaza untuk membantu memastikan kendali Israel atas wilayah itu setelah perang Israel-Hamas.
Israel telah membantah rencana semacam itu, dengan mengatakan bahwa mereka berusaha melindungi warga sipil dan memisahkan mereka dari anggota Hamas.
Namun, militer Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah anggota kelompok bersenjata Palestina, menemukan senjata, dan membongkar berbagai infrastruktur militer selama operasi di Jabalia.
Yakni rumah bagi salah satu dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza. Penduduk di Jabalia mengatakan tentara Israel menyerbu tempat penampungan yang menampung keluarga pengungsi dan menahan puluhan pria.
Editor: PARNA
Sumber: kompas.com
Exit mobile version