PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar adalah awal dari akhir perang Gaza.
“Yahya Sinwar telah tewas. Dia terbunuh di Rafah oleh tentara-tentara Pasukan Pertahanan Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video berbahasa Inggris yang dirilis oleh kantornya pada Kamis (17/10/2024) malam waktu setempat.
“Meskipun ini bukan akhir dari perang di Gaza, ini adalah awal dari sebuah akhir. Kami telah menunjukkan hari ini bahwa semua orang yang mencoba menyakiti kami, inilah yang akan terjadi pada mereka,” tambahnya, dikutip dari AFP.
Baca juga: Kronologi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas
Sebelumnya, Netanyahu turut mengonfirmasi kematian Yahya Sinwar. Meski begitu, kata dia, tugas yang diemban Israel belum selesai.
PR Pelindungan Anak di Kabinet Baru Artikel Kompas.id PR Pelindungan Anak di Kabinet Baru Setelah melakukan tes DNA dan rekam medis lain, Militer Israel pada Kamis petang waktu setempat atau Jumat (18/10/2024) dini hari WIB, memastikan bahwa Pemimpin Hamas tersebut tewas.
Jenazah Yahya Sinwar ditemukan di antara reruntuhan bangunan usai pertempuran. Awalnya, Israel menemukan jenazah yang baru diyakini sebagai Yahya Sinwar.
Setelah membawa jenazah ke Yerusalem untuk dilakukan tes DNA, Israel kemudian mengonfirmasinya sebagai Yahya Sinwar.
Hingga saat ini belum ada konfirmasi langsung dari pihak Hamas.
Tetapi, sebagaimana dilansir AFP, sumber-sumber dalam kelompok itu mengatakan, indikasi tersebut menunjukkan bahwa Sinwar telah tewas selama operasi Israel di daerah Tal El Sultan, di Gaza selatan.
Konfirmasi bahwa Sinwar tewas dalam pertempuran itu diyakini sejumlah pihak menjadi pukulan telak bagi kelompok tersebut.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menyebut tewasnya Sinwar sebagai pencapaian militer dan moral bagi tentara Israel.
Ia juga mengatakan hal itu membuka kemungkinan untuk membebaskan para sandera yang masih berada di Jalur Gaza. Hal senada juga dikatakan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Editor: PARNA
Sumber: kompas.com
Sumber: kompas.com