Sebuah rumah besar yang berdiri di atas tanah luas di Sydney, Australia menjadi incaran pengembang. Bagaimana tidak, properti ini berada di tengah-tengah permukiman padat penduduk, sehingga menjadi kawasan yang ideal untuk membangun real estat.
Sayangnya para pengembang yang mengantre ingin membeli tanah ini tidak diberi kesempatan karena pemilik enggan menjual rumah beserta tanahnya. Bahkan, kalau pengembang menawarkan nominal dengan harga yang fantastis sekali pun.
Dikutip dari dailymail, Minggu (29/9/2024), properti itu milik keluarga Zammit. Di atas lahan seluas 20.000 meter persegi, berdiri bangunan rumah dan lumbung. Berbeda dari tetangga sekitar yang berbentuk rumah-rumah dengan desain kembar khas pengembang.
Rumah besar yang megah ini berada di The Ponds, di barat laut Sydney. Terletak di tanah yang sangat diminati, pemilik rumah bisa saja menghasilkan miliaran rupiah kalau mereka memutuskan untuk menjualnya.
Para ahli memperkirakan harga tanah tersebut mencapai AU$ 60 juta atau sekitar Rp 627,8 miliar (kurs Rp 10.464). Walaupun pasar properti Australia sedang berkembang pesat, keluarga ini tetap menentang untuk menjual tanah itu.
Properti tersebut memiliki jalan masuk menuju rumah yang bergaya Istana Windsor sepanjang 200 meter. Selain bangunan rumah, ada lumbung besar di bagian belakang dan garasi untuk tiga mobil.
Rumah itu juga menawarkan pemandangan Blue Mountains yang indah dan berjarak sekitar 40 menit berkendara ke kawasan bisnis pusat Sydney.
Keluarga Zammit sudah pernah menolak tawaran dari pengembang yang kabarnya mencapai AU$ 40 juta atau setara Rp 418,5 miliar. Setiap hari ada saja permintaan baru dari agen real estat yang meminta keluarga itu untuk menghubungi mereka.
Warga sekitar mengatakan keluarga itu pendiam dan jarang terlihat menikmati properti mereka yang luas selain merapikan halaman.
Meski pemilik menolak untuk menjual ke pengembang, properti ini sempat muncul di pasaran kurang dari sepuluh tahun lalu. Blok tanah di sekitarnya terjual hingga AU$ 239/m2 pada tahun 2012, berarti nilai properti tersebut sekitar AU$ 4,78 juta atau sekitar Rp 50 miliar 10 tahun lalu.
Kemudian, rumah ini juga sempat muncul di pasar properti lagi selama seminggu pada November 2015 dan Februari 2016.
Sebelumnya, keluarga Zammit pernah mengatakan kawasan rumahnya sangat berbeda dibanding 16 tahun lalu saat pertama pindah. Permukiman itu dulunya lahan pertanian yang dipenuhi rumah-rumah bata merah kecil dan pondok-pondok.
Properti milik keluarga Zammit diyakini memiliki lebih dari lima kamar tidur, garasi besar untuk mobil keluarga, dan lapangan basket.
Meskipun tanahnya sangat luas, properti tersebut tidak memiliki kemewahan seperti kolam renang atau lapangan tenis. Bahkan, tidak ada satu pohon atau semak pun.
Warga mengatakan halaman rumput yang luas itu biasanya dipangkas rapi sekitar dua setengah jam oleh putra pasangan tersebut. Rumah itu dikelilingi oleh pagar sepanjang sekitar 750 meter.
Andaikan properti itu dijual, diperkirakan 40 rumah baru dapat dibangun di atas lahan tersebut. Akan tetapi, hingga kini belum diketahui dengan jelas alasan keluarga Zamit menolak menjual rumah.
Editor: PARNA
Sumber: detik.com