The Emoji Movie. Dok. Ist

Lahirnya layanan OTT seperti Netflix membuat banyak studio dan pembuat film mendapatkan angin segar. Mereka tak perlu lagi berkecil hati jika filmnya dinyatakan gagal di bioskop atau box office hingga mendapatkan review jelek di berbagai media serta situs seperti Rotten Tomatoes.

Netflix seperti menjadi anomali dari hal tersebut karena beragam film yang dicap buruk nyatanya malah lebih bersinar di sana. Sebut saja Madame Web yang berhasil menjadi film paling ditonton saat ditayangkan di sana, khususnya untuk region Amerika Serikat.

Dan yang lebih mengejutkan lagi justru menimpa The Emoji Movie (2017) yang disebut sebagai film terburuk di abad ini dengan skor di Rotten Tomatoes mencapai 6 % saja dan skor penonton hanya 36 % serta mendapatkan Razzie Awards untuk Worst Picture. Pada chart Netflix pekan ini film itu justru bertengger di jajaran paling atas film paling banyak disaksikan di Amerika.

Lalu apakah semua review buruk itu hanya karena termakan isu saja atau justru black campaign yang kencang dihembuskan pada saat perilisannya?

Jika dicermati sebenarnya The Emoji Movie memang benar-benar buruk secara sinematografi, tapi masih belum cukup untuk menyebutnya sebagai film animasi terburuk sepanjang masa karena masih ada Doogal (2005) hingga Foodfight! (2012). Ada beragam kesalahan yang dilakukan film ini salah satunya deklarasi soal emoji adalah penemuan terbesar di dunia komunikasi (Hello! apa kabar dengan telepon, surat dan video call?).

Mungkin predikat sebagai film terburuk lah yang membawa The Emoji Movie menjadi laris di Netflix, karena banyak orang yang penasaran bahwa seburuk apa sih sebenarnya film garapan Tony Leondis itu.

Film ini sendiri berkisah pada Gene (T.J. Miller), emoji ‘meh’ yang unik di antara jenisnya karena dia mampu membuat banyak ekspresi wajah. Untuk beberapa alasan, hal ini membuatnya dikucilkan di antara teman-temannya (saat pemilik ponsel memilihnya untuk digunakan dalam pesan teks, dia mulai percaya bahwa ponselnya tidak berfungsi), sehingga Gene menjalani perjalanan untuk menjadi emoji normal sebelum kota digital yang ditempatinya itu di-reset.

Sepanjang perjalanannya, Gene ditemani oleh emoji tangan, Hi-5 (James Corden), dan Jailbreak (Anna Farris), seorang peretas yang latar belakangnya menunjukkan film tersebut melakukan plagiarisme Wreck-It Ralph dengan sangat mencolok.

Perjalanan Gene berpuncak pada pesan sembrono tentang pentingnya bersikap jujur pada diri sendiri, namun hal itu pun terasa setengah hati dan ditampar ke adegan terakhir seolah para pembuat film melakukan upaya terakhir untuk meyakinkan penonton bahwa waktu mereka tidak sepenuhnya terbuang sia-sia.

Editor: PARNA
Sumber: detik.com