Ilustrasi jus buah.(Freepik/azerbaijan_stockers)

Otoritas Kesehatan Australia sedang menyelidiki dugaan kelalaian penyajian makanan, setelah satu keluarga melaporkan dua anaknya tak sengaja disuguhi obat antiserangga yang dikira jus cranberry.

Dikutip dari ABC News, peristiwa tersebut bermula ketika keluarga Lemin pergi makan malam di sebuah restoran di kawasan Neadlands, Perth, Australia, Jumat (28/6/2024) lalu.

Kasus tersebut kini sedang diinvestigasi Departemen Kesehatan Australia bersama otoritas setempat.

Juru bicara restoran yang tidak disebutkan namanya menyatakan, pihaknya meminta maaf atas kelalaian tersebut dan menyebut insiden keracunan itu sebagai kejadian memprihatinkan.

Kronologi 2 remaja keracunan cairan serangga Dilansir dari News Australia, keluarga Lemin yang terdiri dari Marcus, Michele, Hannah (12), dan Olivia (11) pergi makan malam di sebuah restoran, Jumat (28/6/2024). Hannah dan Olivia kemudian kompak memesan jus cranberry.

Namun, saat pesanan datang, mereka diduga tak sengaja disuguhi cairan antiserangga alami dari serai berwarna merah muda. Warna tersebut identik dengan jus cranberry.

Michele mengungkapkan, setelah meneguk minuman tersebut, kedua putrinya berteriak dan mengatakan, “Ini beracun”. “Saya bilang ‘Jangan konyol!’, lalu ikut mengambil gelas itu  meneguknya.

Seketika itu juga aku meludahkannya,” jelas Michele. Usai “mencicipi” minuman tersebut, Marcus kemudian spontan lari ke konter restoran yang berada di depan, dan meminta untuk melihat botol kemasan minuman yang dikira jus cranberry tersebut.

Awalnya, staf yang ditemuinya menolak untuk mengeluarkan botol tersebut dan beralasan bahwa minuman tersebut hanya jus cranberry yang sudah lama disimpan. Sementara itu, ada juga pelayan lainnya yang terus mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.

Setelah sempat berdebat, Michele menuturkan, staf restoran akhirnya mengeluarkan botol tersebut dari kulkas dan meletakkannya di bawah meja. “Saat itulah suami berkata, ‘Tidak, berikan botol itu. Saya perlu melihat apa itu’,” jelas Michele menirukan suaminya.

Akhirnya, seorang pelayan menyerahkan botol tersebut kepada Marcus. Seketika itu juga para pelayan menyadari mereka melakuan kesalahan fatal karena lali.

Dilansir dari The West Australian, cairan anti-serangga yang isinya disajikan ke Hannah dan Olivia itu diberi label Plus Bifenthrin, dan mencantumkan peringatan jelas.

Pada label di botol antiserangga tersebut, tercantum peringatan produk yang berbahaya jika tertelan, terhirup, atau terserap melalui kulit. Marcus menyatakan, pelayan yang menuangkan minuman tersebut sudah meminta maaf dan merasa sangat sedih atas kejadian tersebut.

“Pria yang menuangkan minuman itu berkata, ‘Saya minta maaf’. Dia sangat sedih,” jelas Marcus.

Pengakuan Hannah dan Olivia Hannah kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Anak Perth, sedangkan Michele dibawa ke Rumah Sakit Sir Charles Gairdner.

Kedua putrinya mengatakan bahwa perutnya terasa perih, jari dan tangan kesemutan, serta mengalami sakit kepala sangat parah. “Anaka-ank saya benar-benar merasa tidak enak badan. Perutnya terasa panas dan sakit kepala,” ungkap Michele.

Parahnya, efek bahan beracun tersebut membuat Olivia trauma dan sempat mengatakan ia takut akan kematian. “Rasanya seperti seseorang menuangkan api ke perut dan rasanya seperti kesemutan di lengan dan kaki Anda,” jelas Olivia.

Keluarga tersebut diobservasi di rumah sakit selama sekitar enam jam, sebelum akhirnya mereka menjalani perawatan kesehatan di rumah. Hannah dan Olivia merasa tubuhnya sudah membaik pada Sabtu (29/6/2024) pagi. Tetapi Michele masih merasakan efek racunnya hingga Sabtu sore.

“Saya merasa tidak enak badan. Para perawat di rumah sakit mengatakan mereka bisa mencium bau serai pada tubuh saya,” ujar Michele.

Usai kejadian tersebut, keluarga Lemin memutuskan untuk menghubungi dewan lokal dan mengajukan komplain ke Departemen Kesehatan setempat.

Di balik musibah teresebut, mereka masih merasa beruntung karena setidaknya Hannah dan Olivia sudah berada di usia yang cukup dan bukan anak kecil lagi, sehingga efek keracunan cairan antiserangga tidak fatal.

“Jika mereka adalah anak kecil dan mengalami hal ini, saya tidak ingin memikirkan apa yang akan terjadi,” tutup Michele.

Editor: PARNA
Sumber: kompas.com