Domo-kun, maskot lucu dari NHK (sumber foto: The Japan Times)

Bukan Jepang namanya jika tidak menghasilkan produk yang cetar membahana hingga popler di dunia. Salah satunya adalah yuru kyara atau maskot asal Jepang.

Siapa yang tidak mengenal Chiitan? Karakter fairy baby otter yang lucu dan agak brutal ini berseliweran di platform Twitter alias X. Tentunya pengguna aktif media sosial ini sudah tidak asing dengan bentukannya.

Namun tak hanya Chiitan, ternyata masih banyak maskot asal Jepang lainnya. Berikut 7 maskot asal Jepang dicuplik dari Japanese Station, Sabtu, 22 Juni 2024.

1. Domo-kun

Pengguna BlackBerry mungkin akan merasa familiar dengan maskot yang satu ini. Mulut yang terbuka dengan gigi bergerigi bisa membuatmu teringat dengan Screen Muncher, salah satu aplikasi yang populer di kalangan pengguna BlackBerry.

Maskot resmi dari stasiun televisi nasional, NHK, ini dikenalkan pertama kali tahun 1998. Popularitas yang didapatkan Domo-kun membuatnya dinobatkan sebagai lambang budaya pop Jepang.

2. Kumamon

Maskot beruang dengan pipi merah merona ini merupakan maskot resmi dari Prefektur Kumamoto. Di tahun 2010, sosok Kumamon pertama kali muncul untuk mempromosikan Kyushu Shinkansen.

Sebagai maskot, Kumamon ternyata menghasilkan banyak sekali uang loh! Sejak tahun 2011 hingga 2019, penjualan merchandise Kumamon telah mencapai angka 875,8 miliar yen.

3. Miraitowa dan Someity

Duo maskot yang satu ini merupakan maskot resmi untuk perhelatan Tokyo 2020 lalu. Dirancang oleh seniman Ryo Taniguchi, Miraitowa yang berwarna putih-biru tua ini melambangkan masa depan dan kekekalan, sementara Someity dengan sentuhan warna merah muda ini melambangkan Bunga Sakura.

4. Sanomaru

Anjing putih lucu dengan mangkuk ramen tumpah di kepalanya ini menjadi maskot kota Sano dari Prefektur Tochigi. Memakai bawahan seperti samurai dan membawa imo-furai benar-benar membuat Sanomaru melambangkan kota Sano dengan budaya dan kuliner lokalnya. Di tahun 2013, Sanomaru berhasil membawa pulang gelar juara Yuru-Chara Grand Prix, loh!

5. Shinjo-kun

Berang-berang lucu yang satu ini telah menjadi maskot resmi kota Susaki di Prefektur Kochi sejak tahun 2013. Maskot lucu ini sangat hobi menari dan berenang.

Shinjo-kun juga bercita-cita pergi mengelilingi Jepang untuk mencari saudara berang-berangnya yang lain. Pada tahun 2016, Shinjo-kun berhasil memenangkan Yuru-Chara Grand Prix.

6. Hikonyan

Maskot kucing super menggemaskan ini berasal dari kota Hikone dan diciptakan untuk merayakan 400 tahun berdirinya Kastil Hakone.

Katanya, maskot Hikonyan ini terinspirasi dari cerita tentang penguasa Hikone yang diselamatkan dari sambaran petir oleh seekor kucing putih. Maskot kesayangan kota Hikone ini telah mendatangkan banyak wisatawan, loh.

7. Okazaemon

Penampilannya yang nyentrik membuat Okazaemon menjadi maskot yang unik, lucu, sekaligus menyeramkan. Maskot dari kota Okazaki di Prefektur Aichi ini punya penampilan rambut berbentuk helm dan pupil mata yang besar. Meski agak menyeramkan, Okazaemon tetap mendapatkan popularitasnya di Jepang.

Sejarah Maskot

Sejarah maskot mencakup perjalanan panjang yang melibatkan berbagai budaya, tujuan, dan peran. Maskot telah ada dalam berbagai bentuk dan konteks selama berabad-abad. Untuk memahami sejarah maskot, kita dapat membaginya menjadi beberapa era utama, yaitu:

1. Era Kuno

Maskot memiliki akar yang sangat kuno dalam budaya manusia. Contohnya, dalam budaya Mesir Kuno, hewan-hewan suci seperti kucing dan elang sering digunakan sebagai maskot dalam upacara keagamaan.

Mereka dianggap memiliki kekuatan pelindung dan simbolisme tertentu. Demikian pula, dalam budaya Yunani Kuno, bangsa Yunani memiliki maskot berupa berbagai dewa dan makhluk mitos seperti Athena, dewi kebijaksanaan, yang dianggap melindungi kota Athena.

2. Era Perang dan Keberuntungan

Pada era pertempuran dan perang, maskot sering digunakan oleh prajurit untuk membawa keberuntungan dan perlindungan di medan perang. Ini bisa berupa patung kecil, hewan peliharaan, atau benda-benda berharga.

Maskot semacam ini diyakini dapat memberikan perlindungan dari bahaya dan memberikan keberuntungan dalam pertempuran.

3. Era Olahraga

Penggunaan maskot dalam konteks olahraga modern dimulai pada akhir abad ke-19. Maskot tim olahraga, seperti maskot universitas dan tim olahraga profesional, digunakan untuk memberikan identitas kepada tim dan menciptakan semangat pendukung.

Maskot sering diwujudkan dalam bentuk karakter kostum besar yang menghibur penonton selama pertandingan.

4. Era Pemasaran

Pada abad ke-20, maskot semakin digunakan dalam dunia pemasaran dan periklanan. Merek dan perusahaan menggunakan karakter maskot untuk mempromosikan produk dan menciptakan identitas merek yang kuat.

Salah satu contoh terkenal adalah “Mickey Mouse” dari Disney, yang menjadi ikon perusahaan dan salah satu maskot terkenal dalam sejarah.

5. Era Hiburan dan Acara Khusus

Maskot juga menjadi penting dalam acara hiburan seperti Olimpiade dan Piala Dunia. Maskot ini dirancang untuk menciptakan semangat dan identitas unik bagi acara tersebut.

Sebagai contoh, maskot Olimpiade pertama kali muncul pada Olimpiade Musim Panas Munich 1972 dengan karakter “Waldi,” seekor anjing dachshund berwarna-warni.

6. Era Digital

Dalam era digital, maskot dapat menjadi karakter dalam permainan video, media sosial, dan situs web. Mereka sering digunakan untuk berinteraksi dengan pengguna, memberikan panduan, atau hanya untuk menghibur.

Contohnya adalah maskot seperti “Clippy” dari Microsoft Office atau karakter-karakter dalam aplikasi perpesanan.

Dalam perkembangan selanjutnya, maskot telah menjadi lebih kompleks dalam desain dan peran mereka. Mereka juga terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan budaya.

Meskipun fungsinya beragam, maskot tetap menjadi simbol yang membangun identitas, memperkuat hubungan emosional, menciptakan daya tarik di berbagai aspek kehidupan , termasuk olahraga, periklanan, dan hiburan.

Sejarah maskot adalah cerminan dari bagaimana manusia telah menggunakan imajinasi dan kreativitas untuk menciptakan simbol yang kuat dalam berbagai konteks sepanjang sejarah.

Editor: PARNA

Sumber: liputan6