Pesawat Korean Air KE189 turbulensi parah dalam perjalanan dari Incheon, Korsel, ke Taichung, Taiwan, hingga terjun bebas 8.000 meter dalam 15 menit. (istockphoto/jcheris)

Pesawat Korean Air KE189 turbulensi parah dalam perjalanan dari Incheon, Korea Selatan, menuju Taichung, Taiwan, pada Sabtu (22/6). Insiden ini menyebabkan 13 penumpang cedera.
Koran Korsel JoongAng Daily melaporkan KE189 berangkat dari Bandara Internasional Incheon dengan mengangkut 125 penumpang sekitar pukul 16,45 waktu setempat.

Sekitar 50 menit setelah lepas landas, muncul peringatan kesalahan sistem tekanan Udara pesawat Boeing 737 Max 8 itu. Sistem tekanan pesawat berfungsi mengatur tingkat tekanan di dalam pesawat.

Akibat kesalahan sistem itu, pesawat mengalami turbulensi parah hingga terjun dari ketinggian sekitar 35.000 kaki (10,6 kilometer) menjadi 9.000 kaki (2,7 kilometer) dalam 15 menit.

Dikutip The Straits Times, situs pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan pesawat turun sekitar 26.900 kaki dalam 15 menit.

Pilot pun terpaksa memutar balik membawa pesawat Kembali ke Bandara Incheon dan tiba sekitar pukul 19.40 waktu setempat atau tiga jam setelah lepas landas.

Menurut laporan JoongAng Daily, Kementerian Infrastruktur dan Transportsi Korsel mencatat ada 15 penumpang yang menderita hiperventilasi atau nyeri pada gendang telinga imbas insiden ini. Sebanyak 13 orang terpaksa dibawa ke rumah sakit setibanya di Incheon.

Juru bicara Korean Air menuturkan perusahaan tengah menyelidiki penyebab pasti insiden KE189 ini dan berencana melakukan pemeliharaan pada pesawat tersebut usai pemeriksaan rampung.

Penerbangan akhirnya dialihkan pada keesokan harinya yakni Minggu (23/6) dan tiba sekitar pukul 12.24 Waktu Taiwan menggunakan pesawat berbeda. Beberapa penumpang menceritakan kengerian saat insiden turbulensi terjadi.

Sejumlah penumpang mengaku trauma dan tidak akan bepergian menggunakan pesawat terbang untuk sementara Waktu.

Seorang penumpang KE189, Hsu, mengatakan dia merasa ada sesuatu yang salah sesaat sebelum insiden turbulensi terjadi lantaran para pramugari tetap duduk di kursi masing-masing.

Hsu mengatakan dia dan putrinya mengenakan masker oksigen ketika pesawat mulai terjun bebas. Dia bercerita mengalami sakit telinga dan sakit kepala imbas insiden tersebut.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia.com