Sudah hampir 200 tahun diketahui ulat dan kepompong kupu-kupu dapat mengeluarkan suara. Suara itu tidak diproduksi setelah kepompong menjadi kupu-kupu. Dari banyaknya suku pada kelompok kupu tidak semua bersuara pada tahap ulat dan kepompong. Hanya beberapa suku kupu-kupu saja yang kepompongnya bersuara.
Salah satunya kepompong suku Papilionidae yang termasuk kelompok kupu-kupu siang. Jika dicermati kepompong ini memproduksi suara yang sangat berbeda dengan anggota suku kupu-kupu siang yang lain. Kepompong suku Papilionidae dapat menghasilkan suara ultrasonik. Sementara kepompong dari suku kupu-kupu lain hanya menghasilkan suara yang terdengar telinga manusia.
Frekuensi Suara Terdengar (Audible) dan Tidak Terdengar (Inaudible)
Frekuensi suara yang dapat terdengar telinga manusia normal adalah antara 20 Hertz sampai 20.000 Hertz (20 kilo Hertz). Frekuensi suara di bawah 20 Hertz dan di atas 20 kilo Hertz tidak dapat didengar telinga manusia, tetapi frekuensi di atas 20 Hertz dan di bawah 20 kilo Hertz dapat terdengar telinga manusia.
Frekuensi suara di bawah 20 Hertz disebut sebagai suara infrasonik dan di atas 20 kilo Hertz disebut suara ultrasonik. Suara ultrasonik umum dikeluarkan oleh kelelawar pemangsa serangga.
Frekuensi suara setara dengan frekuensi suara kelelawar pemangsa serangga juga dihasilkan kepompong suku Papilionidae. Berdasarkan objek penelitian dari penangkaran kupu di BRIN, suara kepompong dari jenis kupu-kupu raja dapat direkam dan dianalisis suaranya yang sangat istimewa.
Mengenal Sekilas Kupu-kupu Raja
Kupu-kupu raja dengan nama ilmiah Troides helena adalah salah satu jenis kupu-kupu berukuran besar dengan corak warna yang cantik. Jenis yang ditangkarkan di BRIN adalah anak jenis kupu-kupu raja, yaitu Troides helena helena. Anak jenis ini persebarannya meliputi di Jawa dan Bali.
Panjang rata-rata tubuh kepompong adalah 4,5 cm. Ulat dan kupu-kupu raja dewasa tidak bersuara, sedangkan kepompongnya mengeluarkan suara bila tubuhnya disentuh. Ukuran tubuh yang mungil tapi dapat memproduksi suara dengan frekuensi ultrasonik adalah satu karakter yang sangat istimewa pada jenis kupu-kupu raja.
Suara Kepompong Kupu-kupu Raja
Satu pekikan suara kepompong kupu raja terdiri dari serangkaian barisan gelombang suara tipe puls (pulse). Hasil visualisasi terlihat barisan puls pada bagian awal sampai tengah padat, sedangkan barisan puls bagian tengah sampai akhir tidak padat, jadi terlihat jelas jarak antar puls, yaitu antara 1-2 milidetik. Durasi satu pekikan yang dikeluarkan kepompong waktu disentuh tubuhnya bervariasi untuk satu individu, yaitu antara 0,5-1 detik.
Visualisasi satu pekikan kepompong kupu-kupu raja Foto: Hellen Kurniati/BRIN
Frekuensi suara kepompong kupu raja tergantung kepada umur kepompong tersebut. Kepompong berumur satu hari (baru saja mengalami perubahan bentuk dari ulat menjadi kepompong) mempunyai kisaran frekuensi suara antara 0,2-40 kilohertz. Sedangkan kepompong berumur 2-18 hari mempunyai kisaran frekuensi antara 0,2-150 kilohertz. Frekuensi atas semakin naik, sedangkan frekuensi bawah tetap.
Suara kepompong kupu raja mempunyai frekuensi paling tinggi dapat mencapai 150 kilohertz yang setara dengan frekuensi suara yang dilepaskan kelelawar pemangsa serangga.
Suara kelelawar tidak terdengar sama sekali oleh telinga manusia, tetapi suara kepompong kupu raja dapat terdengar walaupun sangat lembut. Terdengarnya suara kepompong kupu raja karena suara kepompong mempunyai dua elemen suara, yaitu elemen terdengar telinga manusia (audible) (0,2-20 kilohertz) dan elemen tidak terdengar telinga manusia (inaudible) (20-150 kilohertz) dan lebar pita frekuensi antara 200 Hertz sampai sekitar 150 kilohertz.
Visualisasi audiogram yang berwarna terang adalah spektrum energi paling kuat. Spektrum ini pada posisi sekitar 2,6 kilohertz, 4 kilohertz, 6 kilohertz, 9 kilohertz dan 23 kilohertz; dan beberapa spektrum energi yang juga kuat terlihat pada posisi sekitar 40 kilohertz.
Organ Suara pada Kepompong Kupu-kupu Raja
Organ penghasil suara pada kepompong dinamakan organ stridulatory. Organ ini pada kupu raja hanya ada pada fase kepompong. Hal ini menyebabkan fase larva atau ulat dan fase dewasa menjadi kupu tidak mengeluarkan suara. Organ stridulatory terletak di bagian perut kepompong yang beruas-ruas. Tapatnya pada salah satu ruas yang dekat dengan ke bagian kepala.
Bentuk dari organ stridulatory adalah barisan gigi yang saling berkait yang bila kaitan gigi tersebut dilepaskan akan menghasilkan suara. Bentuk organ stridulatory mirip velcro, yaitu alat yang biasa dipakai untuk buka tutup tas, sepatu atau kantung sebagai penganti resleting. Mekanisme bagaimana organ stridulatory pada kepompong kupu raja dapat menghasilkan suara ultra sonik masih merupakan misteri.
Untuk Apa Kepompong Kupu-kupu Raja Keluarkan Suara Ultrasonik?
Kelelawar pemangsa serangga mengeluarkan suara ultrasonik untuk berkomunikasi dengan sesama individu dalam satu jenis, selain itu suara berfungsi untuk mencari mangsa dengan mendeteksi pantulan suara yang dilepaskan kepada objek mangsanya.
Suara ultrasonik dari kupu raja kemungkinan besar berfungsi untuk mempertahankan diri dari serangan serangga parasit di alam atau untuk mengusir pemangsa. Serangga parasit biasanya akan menyuntikkan telur-telurnya ke tubuh serangga lain. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi ulat di dalam tubuh serangga inang yang akhirnya inangnya akan mati.
Kepompong kupu raja hanya akan mengeluarkan suara bila tubuhnya disentuh. Jadi suara ultrasonik yang dikeluarkan hanya untuk mempertahankan diri dari para serangga pengganggu, bukan untuk komunikasi antar kepompong.
Perilaku kepompong kupu raja menggunakan suara ultrasonik untuk mengusir serangga pengganggu juga dilakukan manusia di dunia pertanian. Suara ultrasonik umum dipakai di lahan pertanian di negara maju untuk mengusir serangga hama tanaman.
Editor: PARNA
Sumber: detik.com
Hellen Kurniati, Peneliti bidang herpetofauna. Mendalami bioakustik amfibia dan reptilia di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi/bioakustik herpetofauna BRIN