Pojok Batam

Senja Kala ATM di Depan Mata

Ilustrasi ATM.Foto: Fernando Gutierrez-Juarez via Getty Images

Jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) mulai berkurang. Kondisi ini mengacu Laporan Surveillance Perbankan Indonesia Triwulan IV 2023 yang belum lama ini dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dikutip dari laporan tersebut, Minggu (16/6/2024), jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) di seluruh Indonesia berjumlah 115.539 per triwulan IV-2023. Jumlahnya berkurang 4.676 unit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama pada layanan syariah UUS dan terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM).

Dari sisi Jaringan kantor masih didominasi oleh terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) sebanyak 91.412 unit. Namun, jumlah tersebut turun 1.417 unit, dibandingkan setahun sebelumnya 92.829 unit.

Berbeda dengan BUK, jumlah terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) pada Bank Umum Syariah (BUS) naik tipis, dari triwulan sebelumnya di 4.425 unit menjadi 4.450 unit pada Triwulan IV 2023. Begitu pula dengan jaringan kantor secara keseluruhan terjadi peningkatan dari 6.729 menjadi 6.782.

Berikut ini data OJK soal pengurangan ATM oleh beberapa bank:

Bank Mandiri

Bank Mandiri mencatatkan penurunan jumlah ATM dalam jangka Waktu 5 tahun terakhir. Pada tahun 2019, jumlah ATM Bank mandiri tercatat sebanyak 18.291 unit, kemudian jumlahnya menurun menjadi 13.217 unit pada 2020.

Tren penurunan pun terus terjadi, di mana pada tahun 2021 silam jumlah ATM Bank Mandiri turun lagi menjadi 13.087, kemudian pada 2022 jumlahnya turun menjadi 13.027, dan terakhir pada 2023 jumlahnya tinggal 12.906.

BRI

Kondisi serupa juga terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Pada tahun 2019 silam, unit ATM BRI mencapai 19.184 unit, lalu turun di 2020 menjadi 16.880 unit, dan di 2021 menjadi tinggal 14.463. Lalu pada 2022, jumlahnya menjadi tinggal 13.863 unit dan di 2023 jumlahnya hanya tersisa 12.263 unit ATM.

BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga mengalami tren penurunan unit ATM. Pada 2023, BNI mengoperasikan 13.390 unit ATM, termasuk 10 ATM/CRM di luar negeri. Jumlah ini turun dari 2022 yang mencapai 16.125 unit.

Begitu pula di tahun-tahun sebelumnya. Pada 2019, jumlah ATM BNI mencapai 18.659 unit. Jumlah ini turun di 2020 menjadi 18.230 unit. Pada 2021, ATM BNI tersisa hanya 16.385 unit.

BTN

Jumlah ATM dan CRM BTN tercatat sekitar 2.117 unit di seluruh Indonesia. Sementara pada jaringan kantor konvensional, BTN mengurangi jumlah ATM dari 739 pada 2021 menjadi 528 pada 2022. Jumlah ini kembali meningkat menjadi 631 pada 2023.

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pengurangan jumlah ATM dipengaruhi kebijakan bank mengefisienkan biaya operasional dengan beralih ke layanan digital. Menurutnya, langkah tersebut akan menjadi tren yang berlanjut di Indonesia.

“Ke depan, tren ini kemungkinan akan terus berlanjut dengan lebih banyak bank yang berfokus pada pengembangan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin mengutamakan kenyamanan dan aksesibilitas layanan perbankan melalui platform digital,” kata Paul, kepada detikcom.

Senada, Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan, penurunan ATM merupakan respons terhadap perubahan perilaku nasabah dan kemajuan teknologi yang menuntut adaptasi bank.

“Dari sisi perubahan perilaku, transaksi beralih ke layanan digital (mobile banking dan aplikasi) yang lebih mudah diakses dan digunakan. Lalu ada kebiasaan baru menggunakan mobile banking dan aplikasi untuk transaksi keuangan,” kata Arianto.

Selain itu, ATM membutuhkan biaya investasi dan pemeliharaan cukup tinggi. Untuk mempertahankan layanan ATM, menurutnya, bank perlu berinovasi dan beradaptasi dengan menyediakan layanan ATM yang aman, mudah diakses, dan memenuhi kebutuhan nasabah di era digital.

Editor: PARNA

Sumber: detik.com

Exit mobile version