Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengakui pernah ada kebocoran data, seperti yang ramai di Twitter atau X, imbas situs judi online.
Sebelumnya, media sosial diramaikan oleh kabar kebocoran data pegawai. Data tersebut mencakup nama pegawai, NPWP, hingga gaji.
“Data Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian bocor dan tersedia di darknet, ada daftar nama pegawai, NPWP, sampai daftar gajinya,” ujar akun @anvie di X (sebelumnya Twitter), Minggu (9/6).
Akun tersebut juga melampirkan foto tangkapan layar data-data tersebut, tetapi memburamkan data nama, nomor rekening, dan NPWP. Tangkapan layar tersebut hanya menampilkan nominal pembayaran untuk pegawai.
Menurut pantauan CNNIndonesia.com pada Kamis (12/6), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 264 ribu warganet.
Merespons isu tersebut, Juru bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menyebut kebocoran data ini berkaitan dengan peretas yang menyusupi situs Kemenko Perekonomian pada awal 2024. Ia menyebut isu yang saat ini ramai bukan insiden baru.
“(Ini) isu lama. Jadi awal tahun itu, Februari kalau enggak salah, ada situs judi online masuk di web kami juga. Itu kan biasanya orang-orang yang iseng nyoba-nyoba (kemampuan) dia, hacker-hacker nyoba-nyoba. Terus biasanya dishare, semacam itu,” ujarnya, Rabu (12/6).
Menurutnya, insiden tersebut telah ditanggulangi baik secara internal dengan melakukan upaya penguatan sistem keamanan agar tak kembali terulang.
Selain itu, Haryo juga menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) untuk menangani insiden tersebut.
“Jadi dari awal tahun itu sudah dimitigasi supaya tidak berulang. Jadi kalau yang kemarin data pegawai kemenko dan sebagainya itu dari Februari. Sudah ditangani secara internal maupun secara eksternal kami dengan BSSN,” terangnya.
“Karena memang yang paling bertanggung jawab terhadap data-data pemerintah itu tim mereka,” imbuh dia.
Haryo sendiri tidak menjelaskan berapa banyak data yang terdampak dari insiden yang menimpa lembaganya.
Lebih lanjut, ia menyebut penjahat siber akan selalu berusaha menjebol sistem. Menurutnya, pengelola data dan peretas akan terus berlomba untuk mengamankan dan menyerang.
“Sekarang kan orang sistem dengan penjebolnya saling berlomba-lomba. Kita amankan, mereka berusaha lagi masuk,” pungkasnya.
Sumber: cnnindonesia.com