Ilustrasi seorang prajurit menyerah dengan membentangkan bendera putih.(Shutterstock/Vladimir Melnik)

Bendera putih menjadi simbol salah satu pihak yang bertikai tanda menyerah atau menginginkan gencatan senjata.

Sehingga menurut peraturan perang, orang-orang yang mengibarkan bendera putih dilarang untuk diserang.

Hal itu pun berlaku dalam kejuaraan misalnya tinju atau bela diri.

Pihak yang mengibarkan bendera putih atau melempar handuk, tandanya mengakui kekalahan.

Lantas, sejak kapan bendera putih menjadi tanda menyerah, bagaimana sejarahnya?

Alasan bendera putih menjadi tanda menyerah Dikutip dari Slate (21/3/2023), sejarawan kuno China dan Roma mencatat, penggunaan bendera putih sebagai tanda menyerah diduga sudah ada sejak abad pertama Masehi.

Di China tradisi bendera putih diyakini berasal dari masa Dinasti Han Timur sekitar tahun 25-220 Masehi.

Warna putih telah lama dikaitkan dengan kematian dan duka di China, sehingga tentaranya kemungkinan mengadopsinya untuk menunjukkan kesedihan mereka atas kekalahan.

Sementara penulis Romawi Cornelius Tacitus menyebut bendera putih sudah digunakan sebagai tanda menyerah sekitar tahun 69 Masehi.

Saat itu, terjadi Pertempuran Cremona Kedua yang mempertemukan pasukan Vitellian dan Vespasian. Tacitus menulis bahwa kain putih yang dikibarkan sebagai bagian dari penyerahan pasukan Vitellian kepada Vespasian.

Tradisi penggunaan bendera putih sebagai tanda menyerah ini kemudian berkembang ke seluruh dunia seiring waktu.

Dianggap mudah dibedakan di tengah pertempuran

Dikutip dari History (4/11/2015), sebagian besar sejarawan percaya, bendera putih pertama kali dipakai untuk tanda menyerah karena mudah untuk dibedakan saat pertempuran.

Sementara vexillologist atau ahli yang mempelajari bendera berpendapat, warna putih polos memberikan kontras yang jelas dengan bendera atau spanduk warna-warni yang sering dibawa prajurit di medan perang.

Bendera putih ini kemudian telah dijadikan simbol yang diakui secara internasional tidak hanya untuk penyerahan diri.

Simbol ini juga sebagai tanda bahwa adanya keinginan untuk memulai gencatan senjata dan melakukan negosiasi di medan perang.

Editor: PARNA
Sumber: kompas.com