Pojok Batam

Kenapa Arab Saudi Kini Izinkan Miss Universe?

Rumy Al-Qahtani menjadi perempuan pertama asal Arab Saudi yang akan mengikuti ajang kompetisi ratu sejagad atau Miss Universe. (Instagram/@rumy_alqahtani)

Rumy Al-Qahtani menjadi perempuan pertama asal Arab Saudi yang akan mengikuti ajang kompetisi ratu sejagad atau Miss Universe.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Rumy Al-Qahtani mengaku senang sekaligus merasa terhormat bisa mewakili negaranya dalam kontes kecantikan dunia tersebut.

“Saya merasa terhormat bisa berpartisipasi dalam Miss Universe International 2024,” kata Rumy mengutip Instagramnya, Selasa (26/3).

Bukan hanya dirinya yang menjadi wanita pertama di kompetisi tersebut yang berasal dari Arab Saudi. Hal ini juga ternyata jadi sejarah, pertama kalinya Arab Saudi mengirimkan kontestan di ajang kontes kecantikan sejagat itu.

Selama ini, negara yang menerapkan hukum syariat Islam ini tak pernah berpartisipasi dalam ajang Miss Universe.

Tak hanya Miss Universe, sebelum Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) naik takhta, Saudi juga melarang penayangan film di bioskop hingga memisahkan tempat umum berdasarkan gender.

Saudi juga menerapkan kode etik dan polisi moral sehingga perempuan memiliki aturan ketat dalam berbusana.

Lantas kenapa Saudi kini mengizinkan perempuan ikut serta dalam ajang Miss Universe?

Menurut laporan Economic Times, terobosan Miss Universe ini muncul kala Saudi terus berupaya memodernisasi dan mendiversifikasi ekonominya.

Selama ini, Saudi sangat bergantung dengan minyak sebagai sumber pemasukan utama negara. Sejak MbS menjabat sebagai Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri, Saudi terus berupaya mencari sumber keran cuannya selain minyak.

MbS pun melihat peluang mengembangkan investasi bisnis hingga pariwisata Saudi. Hal itu tertuang dalam Visi 2030 Saudi yang ia gencarkan.

Sejak itu, MbS pun terus berupaya mengubah citra Saudi menjadi negara yang lebih moderat. Alasan utamanya adalah demi menarik turis hingga investasi asing.

MbS mencabut beberapa aturan konservatif di Saudi seperti larangan mengemudi bagi perempuan, mengizinkan kaum perempuan bepergian jauh tanpa wali, hingga mengikutsertakan kaum perempuan dalam angkatan bersenjata negara.

Selain melonggarkan aturan bagi kaum perempuan, MbS juga mengubah beberapa aturan konservatif lainnya seperti mengizinkan turis asing non-muhrim menginap sekamar, mengizinkan penggunaan bikini di pantai tertentu, sampai membolehkan penjualan alkohol di beberapa tempat.

Tak hanya itu, MbS juga banyak mengembangkan mega proyek infranstruktur dan berbagai daya tarik lainnya dengan nilai yang fantastis.

Dengan mengizinkan ajang Miss Universe, Saudi juga sepertinya ingin memanfaatkan gelaran internasional ini untuk memberi kesan kepada dunia bahwa negara tersebut sudah semakin “terbuka” dan moderat.

Exit mobile version