Swedia pada Kamis (7/3) resmi bergabung dengan aliansi militer Barat, NATO. Keputusan itu mengakhiri ratusan tahun sikap netral Swedia.
Keputusan Swedia bergabung NATO dipicu invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 lalu. Swedia dan Rusia berbatasan secara dekat.
Pengumuman bergabungnya Swedia ke NATO diungkap Perdana Menteri Ulf Kristersson setelah bertemu Menlu AS Antony Blinken di Washington DC.
“Persatuan dan solidaritas akan menjadi cahaya pedoman Swedia sebagai anggota NATO,” ucap Kristersson seperti dikutip dari Al-Jazeera.
“Kami akan menanggung beban, tanggung jawab, dan risiko bersama dengan sekutu kami,” sambung dia.
Blinken menyambut baik bergabungnya Swedia dengan NATO. Dia menyebut peristiwa tersebut bersejarah bagi Swedia.
Di ibu kota Swedia, Stockholm, Menteri Pekerjaan dan Integrasi Johan Pehrson menyebut aksesi sebagai era baru kebijakan keamanan negaranya. Ditegaskannya Swedia menunggu 20 tahun demi bergabung NATO.
Ancaman Akibat Invasi Rusia
Invasi skala besar Rusia ke Ukraina berdampak berat ke Swedia dan tetangganya Finlandia yang secara geografis begitu dekat dengan Negeri Beruang Merah. Mereka kemudian mengajukan keanggotaan secara resmi ke NATO.
Kurangnya kemampuan pertahanan Swedia sebenarnya sudah terungkap pada 2013. Ketika itu jet tempur Rusia terbang ke teluk Finlandia yang berada tak jauh dari pulau Gotland di Swedia.
Swedia menduga saat itu Rusia sedang uji coba serangan nuklir. Peristiwa itu membuat Swedia meminta bantuan NATO demi mengusir pesawat tempur tersebut.
Pada 2014 Rusia lagi-lagi membuat Swedia khawatir. Kapal selam Rusia dilaporkan beroperasi di dekat wilayah kepulauan Swedia.
Sebelum provokasi serta invasi, Swedia dikenal sebagai negara netral dalam kondisi perang hampir 200 tahun lamanya. Mereka menolak bergabung dengan aliansi militer mana pun.
Swedia mencitrakan diri setelah perang dunia II dan bubarnya Uni Soviet sebagai negara pembela HAM. Pemerintah Swedia pun memilih mengurangi anggara pertahanan.
Editor: PARNA
Sumber: kumparan