Lantaran hoaks atau berita palsu di periode Pemilu 2024 tak sebanyak sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Budi Arie Setiadi membenarkan situasi kali ini lebih adem.
“Kami memantau bahwa hoaks-hoaks di Pemilu 2024 itu tak sebanyak di 2019. Dan kami bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia,” kata dia, ditemui di gedung Transmedia, Jakarta, Rabu (14/2).
Budi juga tak menampik bahwa pemilu tahun ini lebih adem dibanding sebelumnya. “Iya dong. Kan kalian rasakan juga dong ya,” jawabnya.
Di Pemilu 2019, Kominfo menjaring 771 konten berita palsu selama tujuh bulan terakhir jelang pemilihan atau dari Agustus 2008-Februari 2019. Dari jumlah itu, mayoritas berita hoaks berkaitan dengan politik, sisanya terkait agama, kesehatan, dan isu internasional.
Sementara, pada Pemilu 2024, terutama periode 1 Juli 2023 hingga 24 Januari 2024, Kominfo mengidentifikasi 195 temuan isu hoaks terkait pemilu yang tersebar pada 2.825 konten.
Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria juga sempat mengungkap penurunan politik identitas dan hoaks selama masa kampanye Pemilu 2024.
“Meskipun tak sepenuhnya menghilang, namun kita juga mencermati ada penurunan pemakaian politik identitas. Dan kita cukup mau apresiasi hal itu,” kata dia tanpa mengungkap angkanya, dalam siaran pers, Rabu (31/1).
“Masyarakat kita juga semakin dewasa dengan pengalaman Pemilu dua kali dan Pilpres sebelumnya,” imbuh Nezar.
Politik identitas sendiri sempat memuncak sejak Pilkada DKI 2017, terutama imbas kasus penodaan agama yang menjerat mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Editor: PARNA
Sumber: cnnindonesia