Sebuah kota di India telah melarang peredaran permen kapas karena adanya kandungan bahan kimia yang berbahaya. Begini penjelasannya!
Permen kapas atau yang populer disebut juga gulali merupakan makanan favorit semua orang. Rasanya yang manis dan bentuknya yang menggemaskan membuat anak-anak menyukainya.
Namun sayang, kota Puducherry di India telah melarang peredaran makanan tersebut. Dikutip dari Food NDTV (11/02/24) hal tersebut karena ditemukan adanya kandungan bahan kimia.
Pelarangan permen kapas tersebut disampaikan oleh Letnan Gubernur Puducherry, Tamilsai Soundararajan. Ia mengungkap petugas keamanan pangan telah menemukan adanya Rhodamin-B yang merupakan zat beracun.
Selain itu, Tamilsai Soundararajan mengimbau masyarakat untuk tidak membeli permen kapas untuk anak-anak. Pasalnya bahan kimia yang terkandung sangat berisiko untuk kesehatan secara menyeluruh.
“Telah ditemukan bahwa zat beracun bernama Rhodamine B digunakan dalam permen kapan yang dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang dewasa di Puducherry,” tutur Tamilsai Soundararajan.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa pejabat pemerintah telah diinstruksikan untuk memeriksa semua toko yang menjual permen kapas.
Jika ditemukan adanya zat beracun, maka toko tersebut akan disita. “Kami telah mengarahkan petugas untuk memeriksa toko-toko yang menjual permen kapas,” tuturnya.
Namun, bagi produk permen kapas yang telah mendapat sertifikat mutu dari departemen keamanan pangan akan diizinkan untuk diperjualbelikan, lapor India Today.
“Masyarakat harus sadar bahwa makanan yang mengandung bahan tambahan warna tidak boleh diberikan kepada anak-anak,” ujarnya lebih lanjut.
Menurut National Institutes of Health, Rodhamin B atau yang sering disingkap RhB merupakan senyawa kimia yang berfungsi sebagai pewarna.
Jika dikonsumsi, zat beracun tersebut akan menyebabkan stres oksidatif pada sel dan jaringan. Penggunaan RhB dalam makanan dengan jangka waktu lama juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
“Bisa menyebabkan disfungsi hati atau kanker, terlebih lagi jika tubuh manusia terpapar dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat bisa menyebabkan keracunan akut,”.
Editor: PARNA
Sumber: detik.com