Mengapa hari Senin dibenci? Pertanyaan ini mungkin pernah singgah di pikiran kita. Padahal, hari Senin mungkin sama beratnya dengan hari-hari kerja lainnya.
Apalagi pada momentum setelah libur panjang, rasanya kembali menghadapi hari kerja terasa sangat menyebalkan.
Jika kamu pernah mempertanyakan ini, berikut beberapa alasan mengapa hari Senin dibenci. Mungkin, salah satunya adalah alasan yang cocok dengan dirimu saat ini.
Mengapa hari Senin dibenci?
Jawaban dari pertanyaan mengapa hari Senin dibenci bisa beragam. Berikut beberapa di antaranya:
1. Perubahan emosi drastis
Dikutip dari BBC, rasa sedih yang mungkin dirasakan sebagian dari kita ketika Senin tiba bisa jadi akibat perbandingan dengan hari sebelumnya, yakni akhir pekan.
Emosi yang dirasakan pada hari Senin tidak sama dengan aktivitas menyenangkan yang diasosiasikan dengan akhir pekan.
Apalagi, jika pada hari sebelumnya ada momen menyenangkan, seperti ulang tahun atau libur panjang.
Para psikiater menyebutnya dengan istilah “emotional shift” atau perubahan emosional. Tidak ada hari-hari lainnya dalam seminggu yang memiliki transisi seperti dari akhir pekan ke hari Senin.
Perubahan itu otomatis membuat hari Senin menjadi terasa menyebalkan, sekalipun sebetulnya tidak berbeda dengan hari-hari kerja lainnya.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Positive Psychology pada 2012, misalnya, menemukan bahwa Selasa, Rabu, dan Kamis juga dibenci sama seperti Senin. Studi ini didapatkan dari polling terhadap 340.000 orang.
2. Perbedaan pola tidur
Lihat Foto Ilustrasi tidur saat akhir pekan.(jcomp) Banyak orang menghabiskan waktu akhir pekan dengan tidur lebih lama dibandingkan Senin sampai Jumat.
Meskipun terdengar baik, penambahan jam tidur pada Sabtu dan Minggu, yang seringkali dilakukan berlebihan oleh sebagian orang, berdampak buruk pada jam tubuh.
Jam tubuh inilah yang bekerja mengatur waktu bangun dan tidur kita setiap harinya.
Penambahan jam tidur pada akhir pekan bisa mengganggu jam tidur.
Itulah mengapa, banyak orang mengalami, tidur pada Minggu malam dan percaya diri kekurangan tidur selama sepekan kemarin bisa terbalas, namun tetap mengantuk saat alarm berbunyi keesokan harinya.
3. Tidak suka dengan pekerjaan
Bagi orang-orang yang tidak menyukai pekerjaannya, kesedihan pada hari Senin bisa sangat terasa.
Biasanya, kesedihan itu bahkan terasa sejak Minggu malam berupa rasa kekhawatiran dan bisa depresi memikirkan lima hari ke depan.
Itulah mengapa, Selasa terbilang menjadi hari yang populer bagi orang-orang mengirimkan lamaran pekerjaan. Hal ini bisa saja karena merasa tidak puas pada hari kerja pertama.
4. Buruknya “work-life balance”
Terkadang, alasan membenci hari Senin adalah sesederhana tidak bisa menjaga work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan.
Ini bisa saja terjadi bahkan ketika seseorang sebetulnya menyukai pekerjaannya. Ketahuilah bahwa sekeras apapun kamu senang bekerja, jeda sejenak tetaplah dibutuhkan.
“Kerja sangat keras sepanjang pekan tanpa jeda dan tidak punya sesuatu untuk dikejar bisa melelahkan bagi pikiran dan tubuh,” kata neuropsikolog dari New York, Sanam Hafeez, seperti dikutip dari HuffPost.
“Bahkan ketika sudah libur pada hari Minggu, orang-orang seperti ini seringkali merasa jedanya tidak cukup untuk menyiapkan diri menuju hari kerja lagi,” lanjutnya.
5. Mengalami kecemasan sosial
Kesulitan menghadapi hari Senin juga bisa terjadi karena mengalami kecemasan di tempat kerja. Ini bisa meliputi interaksi dengan rekan-rekan kerja dan berada di lingkungan yang membuat kita untuk saling membandingkan.
6. Faktor budaya
Alasan mengapa benci hari Senin juga bisa saja karena alasan “sepele”, seperti faktor budaya. Kita sering terpapar perbincangan, informasi, dan konten seperti “Thank God It’s Friday (TGIF/Terima kasih Tuhan ini hari Jumat)” atau istilah “I Hate Monday” itu sendiri.
Istilah-istilah ini begitu populer dan beresonansi di budaya kerja banyak orang. Pada akhirnya, membuat kita jadi ikut-ikutan membenci Senin.
Editor: PARNA
Sumber: kompas.com