Bos tentara bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, blak-blakan menyebut hampir 10 ribu prajuritnya tewas selama membantu Moskow berperang di Ukraina.

Prigozhin mengatakan ribuan prajurit tersebut merupakan narapidana Rusia yang dia rekrut untuk ditempatkan di medan perang.

“Saya merekrut 50 ribu narapidana di mana sekitar 20 persennya terbunuh,” kata Prigozhin dalam sebuah video, seperti dikutip AFP, Rabu (24/5).

Prigozhin mengatakan di antara para tahanan yang telah menandatangani kontrak dengan Wagner, juga ada yang terbunuh dengan persentase yang sama. Meski begitu, ia tidak merinci berapa jumlah prajurit yang tewas tersebut.

Sejak awal invasi berlangsung, Prigozhin sudah berulang kali mengkritik militer Rusia dengan menuduh mereka bertanggung jawab atas kerugian besar yang Kremlin alami di Ukraina.

Dia menuding Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov tidak kompeten dan menyebabkan Rusia rugi besar.

“Sekarang ada puluhan ribu kerabat dari mereka yang terbunuh. Mungkin akan ada ratusan ribu (korban lainnya). Kita tidak bisa bersembunyi dari ini,” ujarnya.

Pada awal Mei lalu, Gedung Putih melaporkan lebih dari 20 ribu prajurit Rusia tewas dan 80 ribu lainnya terluka selama lima bulan pertempuran di timur Ukraina, khususnya Bakhmut, berlangsung. Sementara itu, Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022 lalu.

Hari ini, Wagner Group mulai mulai menarik pasukannya dari Bakhmut dan menyerahkan posisi mereka di kota itu ke pasukan Rusia. Peralihan itu dilakukan hingga 1 Juni mendatang dan berlangsung ketika pasukan Rusia dikabarkan semakin kehabisan tenaga bertempur di Ukraina.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia.com