Tupperware sebagai merek wadah penyimpanan yang digandrungi ibu-ibu ini dikabarkan terancam bangkrut. Seperti ini perjalanan sejarahnya sampai saat ini.

Tupperware telah menjadi salah satu merek wadah penyimpanan asal Amerika Serikat yang populer karena bahannya yang kokoh dan berkualitas tinggi. Bentuk dan warnanya yang bervariasi juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi para ibu rumah tangga.

Sayangnya belum lama Tupperware dikabarkan terancam bangkrut karena saham anjlok. Mengutip CNN (10/04), saham Tupperware turun sampai 50% menyusul peringatan kesuraman bisnis ini.

Manajemen Tupperware mengatakan mereka tidak memiliki cukup uang untuk mendanai operasinya dan meragukan kemampuan untuk melanjutkan usahanya sebagai bisnis yang berkelanjutan.

Perusahaan Tupperware juga mengatakan jika mereka berpotensi melakukan PHK, dan sedang meninjau portofolio real estatenya untuk upaya penghematan uang. New York Stock Exchange pun turut memperingatkan bahwa saham Tupperware terancam dihapus dari daftar jika tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan.

Dalam siaran pers, CEO Tupperware, Miguel Fernandez mengungkap jika mereka sedang berusaha untuk mengurangi dampak peristiwa tersebut. Mereka akan segera mengambil tindakan untuk mencari pembiayaan tambahan dalam mengatasi krisis keuangan mereka.

Merek dagang yang telah beroperasi selama kurang lebih 76 tahun ini rupanya memang sedang berjuang selama beberapa tahun terakhir untuk mempertahankan eksistensi dan bersaing di pasar.

Sebelum berita buruk ini, Tupperware telah menjadi salah satu merek wadah yang dibutuhkan oleh banyak rumah tangga. Terlepas dari posisi Tupperware yang terancam bangkrut, ada sejarah menarik di baliknya.

Merangkum beberapa sumber, ini sejarah perjalanan produk wadah Tupperware.

1. Dibuat oleh Earl Tupper tahun 1946

Inilah sosok yang telah membuat wadah Tupperware yang sempat sangat populer itu. Foto: Tupperware.com

Tahun 1946 menjadi awal periode perjalanan Tupperware. Di tahun ini, ahli kimia Earl Tupper menciptakan wadah plastik yang ringan dan tidak mudah pecah karena terinspirasi oleh desain kaleng cat yang rapat.

Wadah plastik ini pun telah banyak dikagumi karena desainnya yang sederhana namun apik. Sayangnya awal mula penjualannya, Tupperware tidak laku dijual di toko karena saat itu produknya dianggap sangat inovatif sehingga diperlukan demonstrasi khusus untuk memahami cara kerja produk tersebut.

2. Dijual dengan model bisnis unik

Tupperware telah melalui model bisnis yang unik. Foto: Tupperware.com

Karena banyak orang yang tidak paham dengan cara penggunaan Tupperware, akhirnya pada tahun 1948, diadakan pesta rumahan yang menjadi ajang untuk memamerkan Tupperware sekaligus memperkenalkan produk ini kepada banyak orang. Melalui pendekatan Tupperware Party atau pesta yang dikenal sebagai “Hostess Group Demonstations“, demonstrasi Tupperware pun terbukti efektif untuk menyampaikan manfaat produk yang revolusioner ini.

Kemudian ada seorang wanita bernama Brownie Wise yang mulai menjual Tupperware secara mandiri. Dulunya para ibu rumah tangga di Amerika sering menutupi sisa makanan mereka dengan shower caps. Akhirnya Wise pun menekankan bahwa benda tersebut tidak perlu digunakan lagi di dapur karena ada produk yang lebih cocok yaitu Tupperware.

Pada tahun 1950, Tupperware menjadi terkenal karena menawarkan pilihan produk yang lebih luas kepada wanita di Amerika. Model bisnis Tupperware kemudian diubah tahun 1951 dari yang tadinya dijual di dalam toko, menjadi sistem demonstrasi yang diperkenalkan oleh ibu-ibu ke berbagai konsumen.

Wise telah mengubah Tupperware menjadi merek gaya hidup yang menarik bagi wanita kelas menengah. Konsep dagang Ini sekaligus mendorong karier wanita di sana untuk mendapatkan penghasilan dari berjualan Tupperware.

Bahkan model bisnis seperti ini juga dipraktikkan di Indonesia. Dengan konsep tersebut, perusahaan akhirnya merekrut para penjual dari berbagai kalangan, khususnya para perempuan.

3. Produk Tupperware yang semakin inovatif

Tupperware juga membuat produk-produk yang inovatif salah satunya produk yang bisa dimasukkan ke dalam microwave. : Tupperware.com

Tahun 60-an Tupperware juga dianggap sebagai penyelamat karena banyak rumah tangga yang memerlukan produk ini.

Terlebih saat itu microwave semakin populer di lingkungan rumah. Tupperware terus melakukan inovasi dengan memperkenalkan produk-produk baru yang dibuat khusus. Tupperware mulai memperkenalkan produk yang bisa tahan terhadap microwave dan oven konvensional. Mereka juga membuat produk untuk menyimpan makanan beku.

Setelah produk yang dibuat khusus untuk microwave dan oven, pada tahun 80-an, Tupperware mulai menampilkan produk Tupperware Stack Cooker. Produk ini dirancang untuk membuat hidangan dalam jumlah banyak. Dengan satu produk, pelanggan bisa masak tiga hidangan dalam satu waktu. Memasaknya juga hanya perlu dimasukkan ke dalam microwave selama kurang lebih 30 menit.

Produk tersebut masih dijual hingga saat ini. Ditinjau dari website resmi mereka, produk tersebut masih tersedia dengan harga $189 atau sekitar Rp 2,8 juta.

4. Kesuksesan Tupperware sebelum terancam bangkrut

Ini salah satu produk Tupperware yang sempat digemari karena bisa memasak hidangan dalam watu waktu. Foto: Tupperware.com

Banyak produk-produk baru Tupperware yang diciptakan setiap tahunnya dengan mengikuti kebutuhan konsumen dan tren pada saat itu. Seperti di tahun 90-an, banyak masyarakat yang menyukai produk berdesain kontemporer.

Akhirnya mereka meluncurkan produk yang memadukan antara desain tradisional dan modern. Produk kontemporer ini pun diperluas dengan kualitas yang semakin bertambah.

Konsumen pun dapat terus mengandalkan kualitas yang sama dari Tupperware dengan aneka desain dan warna yang menarik. Seiring berjalannya waktu, produknya juga semakin mudah ditemukan. Mereka terus menawarkan desain inovatif, konstruksi berkualitas, dan garansi seumur hidup.

Sayangnya, masa jaya Tupperware sudah meredup yang ditandai dengan minat konsumen yang menurun. Selama beberapa tahun terakhir, Tupperware juga harus bersaing dengan merek wadah lain yang rupanya semakin meningkat drastis karena menjual produk serupa dengan harga yang lebih murah. Hal itulah yang membuat penjualan hingga saham Tupperware anjlok baru-baru ini.

Editor: HER

Sumber: detikfood