Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad bersilaturahmi dengan masyarakat Tanjung Uban sekaligus memperingati Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad Saw 1444 H di Hotel Melayu Berdendang, Lobam, Bintan, Selasa (21/2/2023).

Dalam momen penuh kehangatan tersebut, Gubernur Ansar yang didampingi Ketua TP-PKK Provinsi Kepri Hj. Dewi Kumalasari Ansar menyebutkan dirinya sengaja meluangkan waktu untuk bertemu dengan masyarakat Tanjung Uban. Bintan adalah tempat pertama dimana dirinya memulai karir politiknya.

“Bagi saya masyarakat Bintan mempunyai tempat yang tersendiri di hati saya. Sekarang setelah menjadi Gubernur Kepri maka izinkan saya untuk memberikan tenaga dan pikiran saya untuk daerah Kepri yang lainnya,” kata Gubernur Ansar.

Selanjutnya pada momen tersebut eks legislator Senayan itu memaparkan sejumlah proyek pekerjaan fisik yang diusulkan dirinya untuk Kecamatan Bintan Utara. Diantaranya penataan drainase dan peningkatan sarana dan prasarana di pasar baru Tanjung Uban senilai Rp1,3 miliar.

Adapun pekerjaan fisik yang dikerjakan Dinas PU Penataan Ruang dan Pertanahan untuk Bintan di tahun anggaran 2023 adalah pembangunan bangunan pengendalian banjir di Kampung Pisang dan Kuala Lumpur di Kijang Kota.

Peningkatan Jalan Nusantara, Pembangunan Box Culvert di Kampung Jayapura Desa Lancang Kuning, Rekonstruksi Jembatan Tirta Madu hingga penataan kawasan Desa Wisata Sri Enam.

Politikus Partai Golkar itu menyebutkan, seluruh pengerjaan fisik tersebut dilakukan untuk mengembangkan infrastruktur Kabupaten Bintan.

Dirinya mengakui dengan jumlah APBD Provinsi Kepri yang terbatas, maka pembangunan yang dilakukan harus benar-benar diperhatikan untuk kebermanfaatan bagi masyarakat.

Bupati Bintan dua periode itu mengatakan, untuk memaksimalkan pembangunan di Kepri dirinya pun secara proaktif terus mencari anggaran dari pemerintah pusat.

“Menjadi seorang pemimpin tanpa dukungan dari seluruh masyarakat itu tidak ada artinya, dukungan bapak ibu untuk program-program pemerintah sangat dibutuhkan agar pembangunan ini bisa kita isi bersama,” ujarnya.

Di kesempatan ini, Ustad Dedi Sanjaya berkesempatan mengisi tausiyah dalam peringatan Isra Mi’raj. Menurutnya, Isra Mi’raj merupakan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT.

Shalat dalam ajaran Islam merupakan tiang agama sehingga orang yang melaksanakannya dianggap sebagai penegak agama dan yang meninggalkannya dianggap perusak agama.

“Selain memperoleh pahala di akhirat kelak, shalat juga akan berdampak positif bagi para pelakunya di dunia
ini,” ujar Ustad Dedi Sanjaya.

Editor: HER