Vape atau rokok elektrik ternyata tak seaman yang dipikirkan. Vape bahkan harus membuat seorang pria asal Malaysia mengangkat salah satu paru-parunya.

Hal ini diceritakan oleh Chris Chee lewat media sosial dan menjadi viral. Kondisi ini terjadi pada salah seorang anggota keluarganya yang telah mengisap vape selama dua tahun.

“Jika Anda telah mengisap vape selama lebih dari dua bulan, segera periksakan paru-paru Anda,” tulis Chris dalam akun Facebook-nya, mengutip Wolrd of Buzz.

Chris bercerita bahwa paru-paru saudaranya itu mengalami kerusakan. Akibatnya, saudaranya itu harus menjalani operasi pengangkatan paru-paru.

“Area paru-parunya yang rusak harus diangkat melalui operasi,” ujar Chris.

Akibatnya, saat ini paru-paru kanan saudaranya itu lebih kecil daripada yang kiri.

Tak cuma itu, Chris juga bercerita bahwa saudaranya tak bisa terkena asap sekunder. Artinya, ia tak lagi bisa berada di antara para perokok ataupun pengisap vape karena asapnya bisa menimbulkan bahaya jika terhirup.

Chris percaya bahwa saat ini banyak pengguna vape yang kerap mengabaikan peringatan-peringatan bahaya. Seperti saudaranya, yang baru melakukan pemeriksaan saat melihat pamannya menderita akibat kebiasaan menggunakan vape.

Rokok elektrik kerap dianggap lebih aman dibandingkan rokok. Hal itu pula yang membuat orang beramai-ramai beralih menggunakan vape.

Padahal, nyatanya vape sama berbahayanya seperti rokok. American Lung Association mencatat beberapa bahaya vape yang telah ditemukan oleh sejumlah studi.

Misalnya saja, dua bahan utama cairan vape, propilen glikol dan gliserin nabati, ditemukan mengandung racun. Beberapa bahan kimia yang ada di dalamnya juga disebut dapat menyebabkan penyakit paru-paru.

Tak cuma berdampak pada paru-paru, vape juga bisa memengaruhi kesehatan organ vital lainnya. Mengutip WebMDvape juga bisa mengganggu kesehatan otak dan jantung. Keduanya disebabkan oleh kandungan nikotin yang ada di dalam vape.

Nikotin secara negatif dapat memengaruhi pembentukan sinapsis atau koneksi di antara sel otak.

“Dengan cara ini, vaping dapat menyebabkan percepatan proses penuaan yang membuat otak lebih rentan terhadap penyakit neurodegeneratif,” ujar ahli saraf Marc Arginteanu.

Selain itu, sama seperti rokok, nikotin pada vape juga bisa memengaruhi kesehatan jantung. Nikotin dapat meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin. Dengan demikian, risiko serangan jantung pun semakin besar.

Studi bahkan menemukan pengguna vape 56 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung daripada yang tidak menggunakan vape.

Editor: HER

Sumber: cnnindonesia