Laga pembuka Grup B Piala Dunia 2022 akan mempertemukan Inggris vs Iran, Senin (21/11) pukul 20.00 WIB. ‘Bumbu’ politik akan menjadikan pertandingan ini sarat gengsi.

Tekanan dunia barat menjurus kepada Iran sebelum Piala Dunia 2022 berlangsung. Persoalan HAM menjadi alasan Iran dianggap harus cabut dari Piala Dunia 2022. Ukraina menjadi salah satu negara yang ngotot ingin menggantikan Iran.

Iran memilih tetap melanjutkan langkah ke Qatar. Namun pelatih timnas Iran, Carlos Queiroz membebaskan para pemain melakukan protes terhadap sikap pemerintah selama beraksi di Piala Dunia 2022.

Protes pemain Iran sudah dilakukan dalam FIFA Matchday pada September lalu. Dalam pertandingan uji coba melawan Senegal, pemain Iran mengenakan jaket hitam untuk menutupi logo tim nasional. Sikap itu diterjemahkan sebagai bentuk duka cita terhadap kematian Mahsa Amini sekaligus 348 demonstran yang meninggal dalam unjuk rasa.

Bukan tak mungkin bentuk protes serupa akan kembali dilakukan pemain Iran di lapangan. Terlebih lagi kemegahan Piala Dunia adalah panggung tepat untuk menunjukkan sikap tertentu selama tidak menyalahi aturan FIFA.

Isu politik juga tak bisa lepas dari Inggris di Piala Dunia. Sebab Negeri Ratu Elizabeth itu memboikot pejabat Iran untuk datang ke Inggris dan membekukan harta-harta yang disimpan di Inggris. Sanksi itu diberlakukan usai demonstrasi besar-besaran di Iran.

Belum lagi soal rencana penggunaan ban kapten pelangi yang akan dipakai oleh Harry Kane di timnas Inggris untuk mendukung kampanye LGBT. Pemerintah Qatar sudah mewanti-wanti bahwa hal tersebut berpotensi melanggar hukum setempat.

Mau tak mau, Piala Dunia akan menjelma sebagai arena unjuk sikap dari banyak orang yang ada di dalamnya, termasuk pemain hingga penonton. Namun tak sedikit pula, ada orang yang sebatas hanya ingin menonton pertandingan sepak bola antara raksasa dari dua benua.

Pertandingan Inggris vs Iran boleh jadi sarat dengan intrik politik karena latar belakang masing-masing negara. Namun untuk 90 menit saja di lapangan, tentu jutaan pasang mata yang menyaksikan Piala Dunia ingin laga tersebut steril dari drama di luar arena.

Pertandingan Inggris vs Iran di Piala Dunia 2022 akan menjadi pertemuan perdana kedua tim. Sebab, belum ada catatan The Three Lions bersua Team Melli di laga resmi.

Ini akan menjadi debut epik bagi kedua pihak. Bukan tanpa alasan Iran kembali menunjuk Carlos Queiroz di kursi pelatih beberapa bulan sebelum Piala Dunia berlangsung.

Berstatus tim Asia dengan peringkat FIFA tertinggi (20), Iran jelas tidak ingin sekadar mampir di Piala Dunia.

Queiroz adalah pelatih pertama yang membawa Iran ke Piala Dunia pada 2014 lalu. Ia juga kembali meloloskan Iran di Piala Dunia 2018.

Pengalaman menukangi Iran dalam dua edisi Piala Dunia menjadi alasan federasi sepak bola setempat kembali menunjuk mantan asisten Sir Alex Ferguson itu di Piala Dunia 2022.

Keputusan Iran memilih Queiroz dapat menjadi langkah tepat karena juru taktik asal Portugal itu mengenal karakter sepak bola Inggris berkat ilmu yang diberikan Alex Ferguson kepadanya.

Bekal pengetahuan Queiroz terhadap karakter pemain Inggris dapat menjadi senjata rahasia Iran. Ini sekaligus menjadi tantangan bagi Gareth Southgate untuk memulai petualangan di Piala Dunia 2022.

Pasalnya Inggris hampir selalu menjadi unggulan di Piala Dunia meski berbuah antiklimaks. Gembar-gemborFootball is Coming Homedapat menjadi gelombang dukungan sekaligus tekanan bagi Si Tiga Singa.

Buktinya di Piala Dunia 2018, Inggris tampil perkasa di babak penyisihan hingga ke perempatfinal. Namun di semifinal mereka ambruk di tangan Kroasia.

Anomali kembali terjadi di Piala Eropa 2021, Inggris yang begitu trengginas hingga menembus partai final harus relagagal maningusai dikalahkan Italia.

Kendati demikian, Inggris tetap percaya pada sosok Gareth Southgate untuk membawa pulang ‘sepak bola’ ke tanah Britania Raya. Piala Dunia 2022 bisa jadi kesempatan terakhir pelatih 52 tahun tersebut.

Southgate punya tugas berat untuk mengakhiri tren lima pertandingan terakhir tanpa satupun kemenangan. Sementara di atas kertas Iran punya catatan yang lebih baik karena mengantongi dua kemenangan di lima laga ke belakang.

Menghadapi Iran adalah ujian pertama Southgate membawa nama besar Inggris. Sementara bagi Iran, melawan Inggris adalah momen pembuktian Team Melli bukan Kuda Hitam di Grup B.

Editor: HER

Sumber: cnnindonesia