Mantan rider MotoGP, Danilo Petrucci melihat perburuan gelar juara dunia MotoGP 2022 layaknya pertarungan “David melawan Goliath”. Ini lantaran ketimpangan kekuatan antara Ducati dengan Yamaha.

Eks rider Ducati ini mengatakan Francesco “Pecco” Bagnaia sempat menjadi mangsa karena kurang tampil oke. Sampai pertengahan musim MotoGP 2022 dia cuma dua kali podium saat menang di Spanyol dan Italia. Parahnya dia empat kali gagal finis.

Namun keadaan berbalik saat melakoni balapan MotoGP Belanda. Dia keluar sebagai juara dunia. Kemenangannya berlanjut pada seri Inggris, Austria, San Marino, dan MotoGP Malaysia.

“Sepertinya Ducati yang sangat bagus menurutku, Pecco telah berubah dari mangsa menjadi pemangsa mengingat bagaimana musim dimulai dan bagaimana perkembangannya sekarang,” kata pebalap MotoAmerica itu dikutip dari Gazetta Dello Sport, Selasa (1/11/2022).

Awalnya Danilo Petrucci ragu karena Pecco Bagnaia tampil jelek. Sementara Quartararo sedang panas-panasnya di pertengahan musim.

Tapi dia menggunakan ungkapan David vs Goliath, kompetisi dimana lawan yang lebih kecil dan lebih lemah menghadapi musuh yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Quartararo berjuang sendirian, Ducati yang lebih superior ada 8 pebalap di sana, jadi lawan Quartararo bukan cuma Bagnaia seorang.

“Sayangnya, Fabio telah berubah menjadi kelinci untuk berburu, ada pebalap Ducati di sekelilingnya. Saya tidak mengir Pecco begitu bagus dan konsisten. Di paruh pertama musim, sepertinya semuanya sudah hilang,” jelas Petrucci.

“Saya juga menyukai Fabio karena saya melihat David melawan Goliat. Sampai beberapa bulan yang lalu, tidak terpikirkan oleh seorang pebalap untuk bertarung dengan tujuh pembalap Ducati,” kata pembalap Italia itu.

“Ketika Anda melihat bahwa Anda kehilangan lebih banyak poin, Anda memberikan segalanya, tetapi itu tidak cukup, jadi ya wajar untuk merasa sedih,” tambah dia.

Editor: HER

Sumber: detiksports